Ragam
Dunia Harus Bersiap Hadapi Rekor Tingkat Panas Baru
JAKARTA - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengeluarkan peringatan terkait kondisi cuaca El Nino yang akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang.
Kondisi tersebut akan menyebabkan suhu global yang lebih tinggi dan potensi rekor tingkat panas baru.
Diprediksi 60% kemungkinan El Nino berkembang pada akhir Juli.
Lalu, Ada juga kemungkinan 80% terjadi pada akhir September.
Baca Juga:
- RMK Energy Kuartal I-2023 Kantongi Pendapatan Usaha Rp761 Miliar Lebih
- Kompetisi 13th UOB Painting of the Year UOB Kembali Diluncurkan, Vietnam Negara Ke-5
- Ramai Diperbincangkan, ini arti dari Dedolarisasi
Science Alert melaporkan bahwa menurut Wilfran Moufouma Okia, yang mengepalai divisi layanan prediksi iklim regional WMO, seluruh dunia mungkin melihat perubahan pola iklim dan cuaca karena hal ini.
Menurut PBB, baik El Nino maupun La Nina adalah penggerak alami utama dari sistem iklim planet ini. El Niño, khususnya, adalah pola iklim yang terkait dengan peningkatan tingkat panas di seluruh dunia.
Hal ini juga dapat mengakibatkan kekeringan di daerah tertentu dan hujan lebat di bagian lain.
Science Alert mencatat bahwa El Nino terakhir kali terjadi pada tahun 2018 hingga 2019.
Namun, sejak tahun 2020, seluruh planet telah mengalami periode La Nina yang sangat panjang. Pola iklim yang mendingin ini berakhir lebih awal tahun 2023. Ini memungkinkan kondisi yang lebih netral mendominasi.
Meski demikian, delapan tahun terakhir merupakan tahun terhangat yang pernah tercatat. Ini terjadi terlepas dari efek peregangan La Nina. Tanpa iklim yang sejuk ini, panas dan kehangatan bisa menjadi jauh lebih buruk.
Rekor Tingkat Panas Baru
Sekarang, dunia harus mempersiapkan diri untuk gelombang El Nino .
Pola iklim yang memanas ini dapat menyebabkan lonjakan panas global dan kemungkinan besar rekor tingkat panas tertinggi akan terpecahkan.
Sky News melaporkan bahwa WMO belum dapat memprediksi durasi dan kekuatan El Nino.
El Nino sebelumnya cukup lemah, tetapi yang terjadi sebelumnya termasuk yang terkuat yang menyebabkan konsekuensi serius. Hal itu terjadi sejak 2014 hingga 2016.
WMO mencatat bahwa tahun 2016 adalah tahun terpanas karena efek ganda dari El Nino dan emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh manusia.
WMO juga menambahkan bahwa karena konsekuensi El Niño biasanya dirasakan setahun setelah kemunculannya, efek ini akan lebih jelas pada tahun 2024.
Baca Juga:
- Laba BRI capai Rp15,56 Triliun
- Momen Ramadan dan Idulfitri Dorong Pertumbuhan Trafik Broadband Telkomsel Hingga 11,7%
- Nasabah bank bjb ini Nomor Layanan SMS yang baru 83373
Okia menjelaskan bahwa mereka memperkirakan akan melihat lonjakan suhu global yang serius dalam dua tahun ke depan.
Sementara kondisi iklim yang panas dapat menyebabkan efek positif pada beberapa daerah, hal itu juga dapat memicu dampak iklim dan cuaca yang ekstrim.
Petteri Taalas, kepala WMO, menekankan betapa pentingnya memiliki sistem peringatan dini untuk melindungi masyarakat.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Amirudin Zuhri pada 04 May 2023