Hari Perempuan Internasional: 1000 Perempuan Cari Puan Maharani, Desak Sahkan RUU PPRT

Hari Perempuan Internasional: 1000 Perempuan Cari Puan Maharani, Desak Sahkan RUU PPRT (ist)

JAKARTA, WongKito.co - Dalam rangka memeringati Hari Perempuan Internasional, sebanyak 1.000 orang perempuan mencari Ketua DPR RI Puan Maharani untuk mendesak pengesahan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT).

Aksi seribu perempuan mencari Puan Maharani, dilakukan di depan Gedung DPR RI, Jakarta dengan membuat panggung di depan gerbang gedung parlemen, Senayan.

Perempuan bersama Pekerja Rumah Tangga (PRT) membawa spanduk untuk para anggota DPR RI bertuliskan:

“Mbak Puan mengurus Negara Saja, untuk Cuci Baju biar Kami saja.”

“Bapak ibu Anggota DPR: Mengurus Negara itu Berat, Urusan Seterika Baju biar Saya Saja.”

“Bapak Ibu Anggota DPR, Tenang saja, Aksi ini Gak papa, yang Menyedihkan Jika RUU PPRT tidak juga Disahkan.”

Aksi ini merupakan bagian dari aksi Rabuan PRT yang sudah dilakukan setiap Rabu sejak 21 Desember 2022 hingga hari ini.

Baca Juga:

Setiap Rabu, para perempuan melakukan orasi di depan DPR. Gelombang aksi seperti ini akan terus diperjuangkan oleh para PRT hingga RUU PPRT disahkan.

Beberapa PRT peserta aksi juga masih melakukan puasa sebagai tindak lanjut aksi Rabuan minggu-minggu sebelumnya.

Aksi PRT dalam memperingati Hari Perempuan Internasional, 8 Maret 2023 juga dilakukan di lima kota lainnya yaitu Makassar, Yogyakarta, Medan, Semarang dan Tangerang.

Peserta aksi mendatangi kantor-kantor DPRD kota menuntut pengesahan RUU PPRT pascadiperjuangkan selama 19 tahun.

Seperti diketahui, sejarah Hari Perempuan Internasional diperingati setiap tanggal 8 Maret ini tak pernah lepas dari peluh perjuangan para buruh perempuan di pabrik-pabrik di sekitar tahun 1910.

Para buruh perempuan mewarnai tradisi protes dan aktivisme politik disejumlah negara di eropa di masa itu.

Gerakan ini menjadi motor penggerak gerakan bersama para aktivis perempuan dalam memperjuangkan 8 Maret sebagai hari perempuan sedunia.

Semangat inilah yang kemudian membuat para PRT yang hingga hari ini tidak diakui sebagai pekerja, untuk kemudian turun ke jalan

RUU PPRT sudah diperjuangkan sejak 19 tahun lalu. Selama hampir 3 tahun masuk ke Bamus DPR RI, namun sampai sekarang sulit sekali masuk ke rapat Paripurna DPR RI. Koordinator Jala PRT, Lita Anggraini menyatakan, baru kali ini ada RUU yang selama 19 tahun diperjuangkan dan parkir selama bertahun-tahun di DPR. Itu UU PPRT untuk wong cilik, mayoritas Perempuan  dan pekerja  miskin yang menjadi penopang berbagai aktivitas jutaan rumah tangga, tak terkecuali rumah para Anggota DPR.

Koordinator aksi, Mutiara Ika dari Perempuan Mahardhika menyatakan, aksi di Hari Perempuan Internasional ini dilakukan agar para perempuan bersama-sama berdiri, menyatakan diri, di depan DPR untuk dukungannya pada RUU PPRT.

“Kami semua adalah PRT, kami semua adalah para perempuan yang tidak akan berhenti jika para perempuan lain terdiskriminasi, dilecehkan dan dilukai. Kami berdiri bersama para PRT, karena melukai PRT sama saja melukai kami,” kata Mutiara Ika.

Mogok Makan

Aksi 8 Maret 2023  ini merupakan bagian dari aksi yang akan dilakukan selanjutnya. Para PRT dan para perempuan akan melakukan aksi yang sama di depan DPR RI Jakarta pada tanggal 11,12,13 Maret 2023 jelang rapat paripurna DPR yang akan dilaksanakan pada 14 Maret 2023. Para aktivis perempuan dan PRT akan menggelar tenda di depan DPR RI dalam aksi 3 hari tersebut.

“Jika sampai tanggal 14 Maret 2023 RUU PPRT tak juga dibawa ke Rapat Paripurna DPR, maka kami semua akan melakukan mogok makan di depan DPR,” kata Lita Anggraini.

Baca Juga:

Dalam aksi Hari Perempuan Sedunia 2023 ini, kami menyatakan sikap:

1. Menghentikan kekerasan dan diskriminasi pada PRT dan meminta pada Ketua DPR, Puan Maharani dan semua Pimpinan DPR untuk mengesahkan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT)

2. Tidak ada jalan lain untuk segera mem-paripurnakan RUU PPRT di DPR menginisiatifkan, membahas dan mengesahkannya.(ril)

Editor: Nila Ertina

Related Stories