Setara
Inspiratif! Penyintas Polio yang Kini Bangun Lapangan Kerja untuk Ribuan Orang
JAKARTA - Inspirasi tentunya bisa datang darimana dan siapapun, termasuk kelompok disabilitas. Karena sesungguhnya di tengah beragam kekurangan pasti ada kelebihan yang diberikan sang maha kuasa.
“Saya tidak ingin dikasihani. Saya ingin mandiri.” Kalimat itu bukan sekadar kutipan. Itu prinsip hidup Irma Suyanti, seorang perempuan tangguh asal Indonesia yang membuktikan bahwa disabilitas bukan penghalang untuk membangun bisnis sukses.
Mari mengenal Irma dan bagaimana ia bisa membangun bisnis keset hingga meraih omzet ratusan juta per bulan dan membuka ribuan lapangan kerja? Yuk, kita gali lebih dalam kisah inspiratif yang satu ini.
Irma Suyanti adalah penyintas polio sejak kecil. Akibat penyakit tersebut, ia harus menggunakan tongkat untuk berjalan. Namun, alih-alih mengeluh atas kondisinya, ia memilih untuk produktif dan mandiri.
Baca Juga:
- Hoaks: Rekening Kosong Selama 3 Bulan Akan Diisi oleh Negara, Cek Faktanya Yuk!
- Ini Aturan Terbaru Tiket Kereta untuk Anak dari PT KAI Divre III Palembang
- 7 Simbol Perlawanan Masyarakat Indonesia, ada One Piece hingga Payung dan Jaket
Pada 1999, Irma memulai usaha sederhana: membuat keset dari kain perca. Modal awalnya? Hanya semangat dan keyakinan bahwa semua orang punya potensi untuk sukses, apa pun kondisinya.
Awalnya, Irma hanya memproduksi beberapa keset di garasi rumah bersama beberapa tetangganya. Produknya dipasarkan ke warung-warung dan toko kecil di sekitar kota. Siapa sangka, dari kesederhanaan itu tumbuh bisnis sosial berskala nasional.
Pelopor Inklusi Lewat Bisnis
Bisnis keset milik Irma berkembang pesat. Saat ini, ia telah mempekerjakan lebih dari 2.500 orang, termasuk penyandang disabilitas, ibu rumah tangga, hingga lansia yang kesulitan mencari pekerjaan.
Irma membuka pelatihan gratis dan sistem kerja fleksibel berbasis rumah. Artinya, para pekerjanya bisa memproduksi keset dari rumah masing-masing, tanpa harus keluar rumah atau mengikuti jam kerja tetap. Model ini sangat cocok untuk kelompok rentan yang sering terpinggirkan dari dunia kerja formal.
Sistem kerja seperti ini dikenal sebagai "home-based industry", dan Irma berhasil mempraktikkannya dengan pendekatan humanis dan inklusif.
Omzet Ratusan Juta dari Produk yang Sering Dianggap Remeh
Keset mungkin terlihat sepele bagi sebagian orang. Tapi di tangan Irma, keset menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.
Dengan jaringan distribusi yang luas dan loyalitas pelanggan yang tinggi, Irma berhasil mengembangkan usahanya hingga meraih omzet ratusan juta rupiah per bulan.
Keset produksinya kini tersebar ke berbagai kota, bahkan telah menembus pasar ekspor dalam jumlah terbatas. Branding-nya kuat karena membawa misi sosial: setiap pembelian berarti mendukung pekerjaan layak bagi penyintas disabilitas.
Baca Juga: Susah Cari Kerja, Anak Muda Ini Banting Setir Jadi Pengusaha dan Jual 1.000 Produk Perbulan
Mindset Irma: Bisnis Bukan Sekadar Untung, Tapi Dampak
Yang membedakan Irma dari pengusaha lain bukan hanya karena latar belakangnya sebagai penyintas polio, tapi karena mindset sosial yang ia tanamkan sejak awal.
Bagi Irma, bisnis adalah sarana pemberdayaan. Ia tidak pernah berniat menjadi kaya sendirian. Ia ingin menularkan semangat mandiri ke komunitasnya.
Baca Juga:
- Rumah Baba Ong Boen Tjit, Harmoni Akulturasi Budaya Melayu dan Tionghoa yang Terjaga
- Coffee Shop Kisaku Milik Raline Shah Ubah Ampas Kopi Jadi Sabun
- Saatnya Perkuat Branding Wastra Nasional ke Panggung Dunia
Dalam beberapa wawancara, Irma menyebutkan bahwa ia lebih senang melihat para pekerjanya berkembang daripada sekadar menghitung keuntungan pribadi.
Pelajaran dari Irma Suyanti untuk Kita Semua
Kisah Irma Suyanti membawa banyak pelajaran penting, terutama untuk generasi muda yang ingin terjun ke dunia wirausaha:
- Jangan tunggu sempurna untuk mulai. Irma memulai dengan keterbatasan fisik dan modal minim.
- Pilih bisnis yang punya makna. Bukan cuma cari untung, tapi juga berdampak.
- Fokus pada solusi, bukan hambatan. Setiap masalah bisa diubah jadi peluang jika kita cukup kreatif.
- Jaga konsistensi. Bisnis Irma bertahan lebih dari 20 tahun karena ia konsisten dan adaptif.
Saatnya Dukung UMKM Inklusif di Sekitarmu
Indonesia punya banyak wirausaha inspiratif dari kelompok rentan yang tak kalah kompeten dari pebisnis besar. Irma Suyanti adalah bukti nyata bahwa keberanian dan niat baik bisa mengubah nasib—bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk ribuan orang lain.
Kalau kamu menemukan produk lokal seperti keset, kerajinan tangan, atau makanan rumahan dari pelaku UMKM di sekitarmu, mungkin itu bukan sekadar barang biasa. Bisa jadi, di balik produk itu ada cerita perjuangan luar biasa seperti kisah Irma.
Mari kita bantu mereka tetap bertahan dan berkembang—dimulai dari pilihan belanja kecilmu hari ini.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Idham Nur Indrajaya pada 07 Aug 2025