GayaKito
Kiat Sebelum Menyesal Ambil Career Break
JAKARTA, WongKito.co - Fenomena career break atau rehat sejenak dari karier/pekerjaan makin ramai di kalangan anak muda Indonesia. Bukan cuma karena stres kerja, tapi juga karena dorongan untuk berkembang di luar sistem kerja kantoran yang kaku.
Dari ingin lanjut kuliah, cari pengalaman luar negeri, sampai sekadar recharge diri, career break jadi pilihan berani tapi harus penuh perhitungan. Jika tanpa persiapan matang, career break malah bisa jadi bumerang.
Agar tidak menyesal belakangan karena memilih career break, simak ulasan berikut ini!
1. Tanya Diri Sendiri: Ini Pelarian atau Perencanaan?
Career break bisa jadi langkah bijak tapi juga bisa jadi pelarian impulsif. Sebelum resign atau ambil cuti panjang, jujur dulu apakah kamu butuh istirahat, atau cuma bosan sesaat.
Atau apa kamu kelelahan, atau sebenarnya cuma pengen pindah lingkungan? Break yang matang harus datang dari kesadaran, bukan kelelahan total.
2. Pastikan Tabungan Aman: Idealnya 6–12 Bulan Biaya Hidup
Jangan hanya mikir butuh break tapi pikir juga: siapa yang bayar tagihan saat kamu rehat. Sebelum off dari kerja, pastikan kamu punya, dana darurat setara minimal 6 bulan pengeluaran.
- Simak 7 Negara dengan Ekonomi Terbesar di Dunia 2025
- Bikin Nagih, Begini Cara Membuat Martabak Lipat Coklat Keju Mini yang Enak
- Dari Pemeriksaan hingga Perpisahan: Hari Terakhir Sanitary Camp di Muara Maung
Tabungan tambahan untuk keperluan belajar, hobi, atau healing. Kalau belum sampai situ, mungkin bukan waktunya break, tapi waktunya ngumpulin peluru dulu.
3. Tentukan Tujuan
Tujuan ini penting supaya kamu nggak “kehilangan arah” dan malah stres karena merasa stagnan selama break. Entah tujuan untuk melakukan studi lanjutan, ingin mencari suasana baru atau bahkan ingin mencari jati diri. Semua harus dipikirkan dengan matang.
4. Siapkan Exit Plan yang Elegan
Kalau kamu kerja formal, pastikan keluar secara baik-baik beri pemberitahuan minimal satu bulan sebelumnya.
Dokumentasikan tugas yang kamu tinggalkan, bangun jembatan baik dengan rekan kerja dan atasan. Siapa tahu nanti balik lagi atau mereka justru bantu kamu di fase berikutnya.
5. Diskusi dengan Orang Terdekat dan Mentor
Career break bisa memengaruhi keuangan, relasi, bahkan kesehatan mental. Diskusikan keputusan besar ini dengan pasangan atau keluarga. Dengan mentor profesional atau orang yang pernah break. Dapatkan insight, bukan penghakiman.
6. Bikin Rencana Harian atau Proyek Kecil
Jangan biarkan hari-hari kosong. Career break bukan berarti nganggur. Bikin agenda ringan seperti belajar skill baru online, bikin konten, proyek sosial, atau usaha sampingan.
- KAI Berikan Diskon Tiket Kereta Api hingga 50 Persen untuk Lansia dan Disabilitas
- Cerita Mahasiswa KKN UIN Palembang: Tumbuhkan Literasi Keuangan Digital dari Balai Desa
- Hari Pertama Sanitary Camp di Kabupaten Lahat: Kolaborasi Edukatif untuk Kesehatan Anak dan Ibu
Jalan-jalan sambil riset pasar industri baru, break dengan aktivitas ringan bikin kamu tetap terhubung dengan dunia kerja tanpa stres.
7. Siapkan Diri untuk Kembali
Setelah itu jangan lupa untuk update CV dan portofolio selama break, jaga LinkedIn tetap aktif, bangun jejaring baru. Break boleh lama, tapi jangan sampai bikin kamu hilang dari radar profesional.
Kalau kamu sedang mempertimbangkan career break atau career escape, kamu nggak sendirian. Yang penting bukan seberapa cepat kembali, tapi seberapa kuat kamu siap mulai lagi.
Tulisan ini telah tayang di TrenAsia.com oleh Debrinata Rizky pada 22 Juli 2025.