Ekonomi dan UMKM
Korea Selatan Terancam Resesi, ini Dampaknya buat Ekspor Indonesia
SEOUL- Korea Selatan dikabarkan mulai menunjukan lonjakan defisit perdagangan sejak Januari 2023.
Kementerian Perdagangan Korea Selatan mengatakan nilai ekspor Korea Selatan terpantau anjlok hingga 16%. Hal itu, lebih buruk daripada penurunan yang terjadi tahun lalu yakni kisaran 11,3%.
Adapun yang menyumbang penurunan kinerja perdagangan yang lesu di bulan Januari adalah penurunan ekspor semikonduktor sebesar 44,5%. Selain itu, penurunan penjualan ke China sebesar 31,4% juga ikut ambil bagian.
Mengutip Reuters Rabu, 1 Februari 2023, anjloknya nilai ekspor disebabkan oleh kombinasi liburan panjang dan pendinginan permintaan global.
Baca Juga:
- Hoaks Isu Penculikan Anak di Palembang, Foto Beredar sejak 2018
- Mie Lendir, Kuliner Wajib saat Berkunjung ke Tanjungpinang, Catat ini Resepnya
- Edukasi Harmoni Manusia dan Gajah Sumatra di Padang Sugihan Lewat Komik Strip
Selain itu, impor Korea Selatan juga terpantau turun 2,6% dibanding tahun sebelumnya. Angka ini berkurang dari penurunan tahun sebelumnya yang menunjukkan angka 3,6%. Lantaran hal tersebut Negeri Gingseng membukukan defisit perdagangan bulanan sebesar US$12,69 miliar atau Rp190 triliun (asumsi kurs Rp14.900 per dolar AS).
"Saya memiliki perkiraan nol persen untuk pertumbuhan kuartal pertama tetapi angka perdagangan hari ini jelas minus dari itu," kata ekonom di HI Investment and SecuritiesPark Sang-hyun sebagaimana dikutip TrenAsia.com.
Sebagai informasi, Korea sebagai negara dengan ekonomi terbesar keempat di Asia diketahui sangat bergantung pada perdagangan untuk pertumbuhan.
Pada kuartal keempat tahun lalu PDB Korea Selatan terpantau turun 0,4% dan di ambang jatuh ke dalam resesi pertama sejak pertengahan 2020 selama puncak pandemi COVID-19.
Baca Juga:
- Kurangi Emisi Karbon, Kilang Pertamina Plaju Gandeng Mahasiswa Sumsel Gelar Kuliah Merdeka 2.0
- Bedah Buku Aldera di Unsri, Pius Ingatkan Perjuangan Reformasi dan Sikap Kritis Mahasiswa
- Pendaftaran Beasiswa LPDP 2023 Dibuka, Cek Jadwal Seleksi dan Syaratnya
Meningkatnya peluang resesi yang dapat dilhat dari penurunan produk domestik bruto selama dua kuartal berturut-turut menggarisbawahi meningkatnya taruhan di pasar bahwa kampanye bank sentral untuk menaikkan suku bunga sejak akhir 2021 telah berjalan dengan sendirinya.
Saat ini, Imbal hasil obligasi Korea Selatan turun secara keseluruhan karena taruhan yang berkembang untuk kebijakan moneter yang tidak terlalu ketat. Sementara investor saham dan mata uang sebagian besar mengabaikan angka bulanan.
Dalam proyeksi awal tahun, pemerintah Korea Selatan memperkirakan ekspor tahun ini akan turun 4,5% setelah membukukan kenaikan 6,1% pada 2022.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rizky C. Septania pada 02 Feb 2023