Mengeksplorasi Lingkungan Beribadah, Belajar, Bermain bersama Anak-anak

Mengeksplorasi Lingkungan Beribadah, Belajar, Bermain bersama Anak-anak (ist)

Oleh : Andini Safitri, Arista Miranda Putri, Arviana Pridamayanti, Fadillah Hairunisah, Mutia Andriani, Nuraini Silva Sabila, Putri Leviana Sari*

Lingkungan 3B (Beribadah, Belajar, Bermain) merupakan sebuah lingkungan di sekitar masjid yang sering kali digunakan oleh anak-anak untuk melakukan banyak aktivitas. Anak- anak tidak hanya mendekatkan diri kepada Tuhan melalui kegiatan beribadah, tetapi juga mengasah pengetahuan serta keterampilan melalui belajar mengaji, dan mengembangkan kreativitas serta kebahagiaan melalui bermain. 

Masjid yang diguanakan oleh anak-anak ini merupakan masjid Al-Muhajirin yang terletak di daerah perum taman ogan permai kota Palembang. Meskipun lingkungan masjid banyak dampak positif bagi anak-anak, lingkungan sekitar masjid juga dapat berdampak negatif terhadap anak-anak. 

Dampak negatif tersebut tidak hanya ditimbulkan dari orang dewasa yang juga melakukan aktivitas disana, tetapi juga dapat disebabkan oleh lingkungan itu sendiri. Dengan begitu, perlu dilakukan upaya untuk mencegah terjadinya dampak negatif tersebut.

Pengalaman Anak-Anak di Lingkungan Masjid

Anak-anak tidak hanya beribadah di masjid, tetapi mereka juga sering kali melakukan aktivitas lain di lingkungan sekitar masjid. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan melalui metode photovoice, beberapa aktivitas yang dilakukan oleh anak-anak di sekitar lingkungan masjid adalah beribadah, belajar dan bermain. Masjid merupakan sebuah tempat untuk umat muslim melakukan ibadah salat. 

Baca Juga:

Sama halnya dengan seorang anak yang berkata bahwa, “Sultan salat dari dzuhur sampai subuh di masjid ini”. Hal tersebut menunjukkan bahwa fungsi utama masjid adalah menjadi tempat beribadah.

Selain beribadah, anak-anak juga belajar di masjid, seperti belajar mengaji. Ada seorang anak yang berkata bahwa, “Zara ngaji di ajarin Ustadz Mazir di masjid ini sehabis salat dzuhur”. Hal ini menunjukkan bahwa masjid tidak hanya untuk beribadah, tetapi juga untuk menambah pengetahuan agama dengan cara mengaji.

Anak-anak juga kerap kali melakukan aktivitas bermain di lingkungan sekitar masjid. Permainan yang sering kali dilakukan oleh mereka adalah sepak bola, petak umpet, dan tepuk stick. Seorang anak berkata “Zidan main bola di halaman masjid bersama teman-teman lebih dari 5 orang”. Ada juga seorang anak yang berkata bahwa, “Fadhila biasanya main petak umpet di pos masjid jam 3 sore bareng temen-temen sekitar 6 orang”. Selain itu, terdapat seorang anak yang berkata bahwa “anak-anak main tepuk stick di depan masjid”. Aktivitas-aktivitas yang telah disebutkan di atas, menunjukkan bahwa anak-anak tidak hanya beribadah di masjid, tetapi juga belajar mengaji dan bermain di sekitar lingkungan masjid. Akan tetapi, tidak hanya anak- anak yang melakukan aktivitas di lingkungan sekitar masjid, terdapat orang dewasa yang juga melakukan aktivitas disana yang kemungkinan memberikan dampak negatif kepada anak-anak.

Dampak Negatif di Lingkungan Sekitar Masjid

Di lingkungan masjid tidak selalu tentang hal hal positif saja, banyak kegiatan-kegiatan dan perilaku yang tidak baik yang dapat berdampak negatif terhadap anak-anak, seperti perilaku merokok, penempatan gardu Listrik dan letak masjid yang bersebalahan dengan jalan raya. Ada salah satu anak yang memfoto salah satu bagian dari halaman masjid dan berkata “Pos untuk orang-orang duduk disitu.” “Iya, ada orang yang ngerokok.” 

Perilaku merokok ini merupakan perilaku yang tidak baik untuk anak-anak, mengapa merokok tidak baik? Merokok telah terbukti menjadi salah satu penyebab utama berbagai masalah kesehatan. Anak-anak sering kali memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. hal tersebutlah yang ditakutkan dapat mengakibatkan anak-anak yang beribadah, belajar dan bermain akan menirukan kegiatan merokok itu sendiri.

Ada juga seorang anak yang sering bermain petak umpet di halaman masjid, dia memfotokan gardu listrik tersebut dan memberikan penjelasan bahwa dia biasanya bersembunyi di belakang gardu listrik tersebut “Itu tempat untuk sembunyi”. Seperti yang kita ketahui bahwasannya gardu listrik memiliki tekanan listrik yang sangat tinggi, jika anak-anak dibiarkan secara terus menerus bermain di area sekitar gardu di takutkan mereka dapat terkena sengatan dari listrik tersebut. Lalu, banyak anak-anak yang sering bermain di halaman masjid salah satunya bermain sepak bola, masjid ini letaknya bersebelahan dengan jalan raya meskipun memiliki pintu gerbang yang baik akan tetapi pintu tersebut dibiarkan terbuka lebar, hal ini dapat membahayakan anak-anak yang bermain disekitarnya.

Upaya Dalam Mengatasi Dampak Negatif di Lingkungan Sekitar Masjid

Dalam mengatasi dampak-dampak negatif yang ditimbulkan di lingkungan sekitar masjid, diperlukannya suatu upaya agar dapat meminimalisir dampak negatif tersebut, yaitu membuat papan larangan merokok, membuat papan larangan beraktivitas di sekitar gardu Listrik dan juga memastikan pagar masjid selalu dalam keadaan tertutup. 

Baca Juga:

Membuat papan dengan bertuliskan dilarang merokok ini diharapkan mampu mendorong kesadaran masyarakat untuk tidak merokok di tempat umum dan mengurangi kebiasaan merokok secara keseluruhan. Gardu listrik memiliki tegangan tinggi yang berbahaya. 

Papan larangan diharapkan membantu mengurangi risiko kontak langsung antara anak-anak dengan instalasi listrik, yang bisa menyebabkan luka bakar serius atau kematian. serta memberi tahu anak-anak yang berada di masjid untuk tidak bermain di area sekitar gardu. 

Pagar tertutup menjaga anak-anak yang berada di masjid agar tidak keluar ke jalan raya, terutama jika masjid berada di dekat area lalu lintas padat. Serta Jamaah yang membawa anak-anak merasa lebih tenang saat mereka bermain di lingkungan masjid.

*Mahasiswa FKM Unsri

Tags Belajarbermain anakBagikan
Nila Ertina

Related Stories