YundaKito
Mengulik Perjalanan Bisnis Martha Tilaar
JAKARTA, WongKito.co - Jika Anda sering melihat produk Sariayu, Biokos, atau PAC di rak-rak toko kosmetik, bisa jadi Anda tidak menyangka bahwa brand-brand besar itu lahir dari sebuah garasi rumah. Di balik kemasan cantik dan produk berkualitas, ada kisah perjuangan luar biasa dari sosok perempuan tangguh bernama Martha Tilaar.
Perempuan asal Gombong, Jawa Tengah ini membuktikan bahwa bisnis besar bisa dimulai dari tempat sekecil garasi rumah, asal punya tekad, ide, dan kerja keras yang tak kenal lelah.
Mari kita kulik bersama perjalanan bisnis Martha Tilaar dari awal yang sederhana sampai bisa jadi imperium kosmetik lokal yang mendunia!
Awal Mula: Dari Gombong ke Amerika
Martha Tilaar lahir dengan nama Martha Handana pada 4 September 1937 di kota kecil Gombong. Sejak kecil, ia sudah punya jiwa kreatif dan ketertarikan pada dunia kecantikan. Siapa sangka perjalanan hidupnya justru dimulai dari profesi sebagai guru. Ia sempat mengajar di sebuah sekolah di Jakarta setelah menyelesaikan pendidikan di IKIP Jakarta (sekarang Universitas Negeri Jakarta).
Namun, panggilan hatinya terhadap dunia kecantikan tidak pernah padam. Setelah menikah dengan seorang diplomat, Alex Tilaar, Martha mendapat kesempatan tinggal di Amerika Serikat. Di sana, ia tidak menyia-nyiakan peluang.
Ia belajar di Academy of Beauty Culture di Bloomington, Indiana, dan mendalami berbagai ilmu kecantikan, termasuk teknik facial, rias wajah, hingga ilmu herbalis tradisional. Ilmu ini kelak menjadi bekal utama ketika ia kembali ke Indonesia dan memulai bisnis dari nol.
Lahirnya Martha Tilaar Salon dari Sebuah Garasi
Tahun 1970, Martha kembali ke tanah air, tapi bukan dengan mimpi muluk-muluk. Ia memulai segalanya dari bawah, bahkan dari tempat yang sangat sederhana: garasi rumah orang tuanya di Jakarta. Di sanalah Martha membuka salon kecil yang hanya melayani teman-teman dan kerabat dekat.
Meskipun kecil, Martha menjalankan usahanya dengan sepenuh hati dan profesional. Ia memadukan ilmu kecantikan Barat yang dipelajarinya di Amerika dengan kekayaan ramuan tradisional Indonesia. Dari sinilah muncul ciri khas Martha Tilaar: kosmetik berbasis kearifan lokal.
- Dibantu BRI, Supplier Ikan Ini Berhasil Jadi Pemasok Program MBG dan Kembangkan Usaha
- Anak Muda Wajib Tahu! Begini Cara Bedakan Sejarah Asli dan Hoaks
- 10 Negara dengan Work Life Balance Terbaik
Tidak butuh waktu lama, pelanggan mulai berdatangan. Reputasi salonnya menyebar dari mulut ke mulut. Martha sadar, pasar Indonesia membutuhkan produk kecantikan yang relatable, terjangkau, tapi tetap berkualitas dan ramah terhadap budaya lokal.
Sariayu: Simbol Kecantikan Perempuan Indonesia
Tahun 1977, Martha memutuskan untuk naik level. Ia mendirikan PT Martina Berto, dan meluncurkan brand Sariayu Martha Tilaar, yang hingga kini masih jadi salah satu brand kosmetik lokal paling dikenal di Indonesia.
Sariayu bukan sekadar merek. Brand ini lahir dari filosofi yang mendalam tentang keindahan alami perempuan Indonesia. Martha ingin menunjukkan bahwa kita nggak perlu mengikuti standar kecantikan Barat. Kita punya kekayaan sendiri: ramuan tradisional, tanaman herbal nusantara, dan warna kulit tropis yang eksotis.
Tiap tahun, Sariayu juga meluncurkan tren warna yang terinspirasi dari budaya berbagai daerah di Indonesia, seperti Papua, Toraja, Bali, hingga Minang. Ini bukan cuma strategi marketing, tapi juga cara Martha mengangkat kearifan lokal ke kancah nasional dan bahkan internasional.
Ekspansi Bisnis: Dari Kosmetik ke Pendidikan & Spa
Kesuksesan Sariayu membuka jalan bagi diversifikasi bisnis. Grup Martha Tilaar kemudian melahirkan sejumlah merek lain seperti:
Tidak cuma itu, Martha juga mendirikan Martha Tilaar Training Center, sebuah lembaga pelatihan kecantikan yang sudah meluluskan ribuan terapis dan tenaga profesional. Visi besarnya adalah memberdayakan perempuan Indonesia supaya bisa mandiri lewat dunia kecantikan.
Mengusung Semangat Pemberdayaan Perempuan dan Budaya Lokal
Salah satu kekuatan utama dari brand Martha Tilaar adalah komitmen terhadap pemberdayaan perempuan. Ia percaya bahwa perempuan Indonesia punya potensi besar untuk berkembang, asal diberi kesempatan. Maka tak heran, sebagian besar karyawannya adalah perempuan, terutama di bidang operasional, produksi, dan pelatihan.
Selain itu, Martha juga gigih memperkenalkan produk-produk lokal dan tanaman herbal nusantara ke pasar global. Ia bekerja sama dengan petani lokal di berbagai daerah untuk memastikan pasokan bahan baku seperti lidah buaya, temu lawak, kunyit, dan rempah lainnya. Pendekatannya yang holistik ini menciptakan ekosistem bisnis yang berkelanjutan.
Go Global: Menembus Pasar Internasional
Produk-produk Martha Tilaar kini nggak hanya berjaya di Indonesia. Perusahaan ini sudah berhasil menembus pasar luar negeri, mulai dari negara-negara ASEAN, Timur Tengah, hingga Eropa. Bahkan, brand Martha Tilaar sempat tampil di ajang Paris Fashion Week dan berbagai pameran internasional.
Salah satu strategi ekspansinya adalah dengan membawa nilai budaya Indonesia sebagai nilai jual. Spa tradisional dengan ramuan khas Indonesia dan perawatan berbasis jamu menjadi daya tarik tersendiri di mata dunia.
Tantangan dan Inovasi: Bertahan di Tengah Kompetisi
Namanya bisnis, pasti ada pasang surutnya. Martha Tilaar Group pun tak luput dari tantangan, terutama dengan masuknya brand kosmetik luar negeri yang membanjiri pasar lokal. Tapi di sinilah peran inovasi jadi sangat penting.
Mereka terus beradaptasi, termasuk dengan menghadirkan lini produk halal, memperkuat strategi digital marketing, membuka toko online, dan bekerja sama dengan e-commerce besar di Indonesia. Di tengah tren clean beauty dan natural skincare, positioning Martha Tilaar sebagai brand berbasis herbal dan tradisional menjadi keunggulan tersendiri.
Warisan dan Inspirasi bagi Generasi Muda
Martha Tilaar sendiri kini telah pensiun dari posisi eksekutif, namun ia tetap menjadi simbol inspirasi dan tokoh panutan dalam dunia kewirausahaan. Ia menulis beberapa buku tentang perjalanan hidup dan filosofi bisnisnya, termasuk buku "Passion for the Nation: My Life, My Nation" yang menceritakan perjuangannya membangun brand dari nol.
Bisnisnya kini dikelola oleh generasi penerus, namun nilai-nilai yang ia tanamkan tetap dijaga: cinta budaya, keberanian berinovasi, dan komitmen terhadap kualitas serta keberlanjutan.
Kisah Martha Tilaar menunjukkan bahwa kesuksesan besar bisa lahir dari tempat yang sangat sederhana, bahkan dari garasi rumah. Yang paling penting bukan tempatnya, tapi visi, ketekunan, dan komitmen untuk terus belajar dan berkembang.
- Kisah Pengemudi Ketek: Mengadu Nasib di Atas Arus Sungai Musi dan Bertahan untuk Jaga Tradisi
- Promosikan UMKM Lokal dan Gandeng Komunitas Otomotif, Daihatsu Kumpul Sahabat 2025 Digelar di Palembang
- Menjaga Mimpi di Tengah Keterbatasan: Potret Perjuangan Pendidikan di Pinggiran Palembang
Anda yang sedang merintis usaha kecil-kecilan di rumah, jangan minder. Bisa jadi 10–20 tahun lagi, bisnis Anda akan tumbuh sebesar Martha Tilaar Group. Siapa tahu.
Kalau Martha Tilaar bisa memulai bisnis kecantikan dari garasi, Anda juga bisa mulai apapun dari kamar, dapur, atau bahkan teras rumah. Karena setiap langkah besar, selalu dimulai dari langkah kecil yang konsisten.
Ingin mulai bisnis sendiri? Jadikan kisah Martha Tilaar sebagai cermin. Jangan tunggu sempurna. Mulailah sekarang, dari apa yang Anda punya karena garasi kecil hari ini bisa jadi fondasi imperium besar esok hari.
Tulisan ini telah tayang di TrenAsia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 13 Juli 2025.