Setara
PERMAMPU Rayakan Hari Lansia: Perimenopause, Menopause dan Post Menopause dengan Sehat
PALEMBANG, WongKito.co - Konsorsium PERMAMPU bersama delapan LSM perempuan anggotanya, yaitu Flower Aceh (Aceh), PESADA (Sumatera Utara), PPSW Riau (Riau), LP2M (Sumatera Barat), APM (Jambi), Cahaya Perempuan (Bengkulu), WCC Palembang (Sumatera Selatan), dan Perkumpulan DAMAR (Lampung) menggelar perayaan Hari Lansia Nasional ke-25 secara hybrid pada Rabu (28/5/2025).
Kegiatan berlangsung melalui secara tatap muka dan online zoom meetingdi Four Points Hotel, Medan, dengan tema "Isu HKSR Perempuan Menjelang dan di Usia Lansia, khususnya Per dan Masa Menopause".
Asisten Koordinator PERMAMPU, Ana Yunita P menyampaikan bahwa perayaan Hari Lansia merupakan momen penting dalam memperkuat Gerakan Perempuan akar rumput secara intergenerasional dalam mewujudkan pemenuhan hak-hak perempuan lansia yang sering terpinggirkan.
Baca Juga:
- Begini Cara Buat Kerupuk Aci yang Enak
- Intip Yuk Daftar Group K-Pop yang Comeback Juni 2025
- Cek 7 Ide Menu dari Daging Kurban Iduladha yang Mudah Dibuat
Sementara Dr. Dina dalam pemaparannya menjelaskan bahwa perimenopause merupakan masa transisi menuju menopause yang bisa berlangsung antara 2 hingga 8 tahun.
Menopause sendiri ditandai dengan berhentinya menstruasi secara permanen selama 12 bulan. Umumnya, perempuan memasuki masa perimenopause di akhir usia 40-an atau awal 50-an.
Gejala perimenopause dan menopause dijelaskan secara detail yang pada umumnya mengakibatkan menurunnya kadar estrogen, perubahan mood, depresi, kecemasan, dan hot flush yaitu rasa panas mendadak di wajah dan leher yang disertai keringat berlebih serta menurunnya hasrat seksual.
Menopause juga berdampak pada kesehatan fisik, seperti penurunan kepadatan tulang (osteoporosis), peningkatan risiko obesitas akibat kurangnya aktivitas fisik, hingga gangguan sistem pencernaan seperti sulit menahan buang air besar, wasir, dan meningkatnya rasa lapar. Gejala tersebut dapat menurunkan kualitas hidup perempuan lansia jika tidak didampingi secara tepat.
dr. Dina Aprillia Ariestine, M.Ked(PD), Sp.PD-KGer, konsultan geriatri dan dokter spesialis penyakit dalam subspesialis lansia, Sebagai narasumber utama. Diskusi kritis ini bertujuan memperkuat komitmen lintas generasi dalam mewujudkan pemenuhan hak-hak perempuan lansia, khususnya dalam aspek kesehatan seksual dan reproduksi (HKSR) yang selama ini kerap terabaikan.
Pada sesi tanya jawab, peserta menyampaikan berbagai pertanyaan dan kegelisahan, khususnya terkait stres selama fase perimenopause. Dr. Dina menekankan pentingnya dukungan keluarga sebagai sistem pendukung utama, baik melalui komunikasi yang terbuka dengan pasangan dan anak-anak, maupun dengan menjaga pola makan sehat serta tetap beraktivitas dan bersosialisasi.
Terkait risiko demensia pada lansia, ia menambahkan bahwa kondisi tersebut dapat mengganggu aktivitas harian dan menurunkan kemandirian, sehingga penting untuk mewaspadai dan mendeteksi secara dini.
Diskusi pendalaman dipandu oleh Dina Lumbantobing, Koordinator PERMAMPU; dilakukan untuk menggali perasaan, kekhawatiran, dan harapan dari para peserta khususnya lansia dan pra-lansia. Para peserta mengungkapkan rasa senang dan lega setelah mendapatkan informasi yang komprehensif. Sedangkan para pra-lansia merasa lebih siap dan optimis menghadapi fase menopause dan menjadi lansia yang sehat dan bahagia.
Namun, mereka juga menyampaikan kekhawatiran umum seperti takut menjadi beban bagi keluarga, kondisi fisik yang makin terbatas, perasaan tidak dihargai, hingga kekhawatiran tidak mampu memenuhi kebutuhan seksual pasangan.
Mereka berharap pemerintah memperluas akses layanan posyandu lansia dan mengembangkan sarana kesehatan berbasis komunitas yang ramah lansia.
Para peserta juga menyampaikan harapan agar Konsorsium PERMAMPU dapat menyediakan forum atau ruang ekspresi yang aktif dan menyenangkan bagi para lansia (senam, jalan-jalan), termasuk fasilitas pemeriksaan kesehatan secara berkala, rekreasi dan dilibatkan dalam kegiatan.
Di akhir kegiatan, Dina Lumbantobing menyampaikan bahwa diskusi ini diharapkan dapat menjadi langkah ke depan bagi personel lembaga dan dampingan Konsorsium PERMAMPU dalam memperkuat komitmen bersama secara intergenerasional untuk mewujudkan pemenuhan hak-hak perempuan lansia, khususnya dalam aspek kesehatan seksual dan reproduksi.
Ia juga menyampaikan bahwa Data Badan Pusat Statistika (BPS) tahun 2022 menunjukkan angka harapan hidup laki-laki yaitu 69,93 tahun dan pada perempuan yaitu 73,83 tahun (Statistik, 2022); sementara sebuah hasil penelitian menunjukkan bahwa meski perempuan cenderung hidup lebih lama dibandingkan laki-laki, namun ironisnya, mereka lebih banyak yang mengalami penderitaan sepanjang hidupnya.
Penderitaan ini tidak hanya berasal dari faktor biologis antara lain soal penyakit maupun menopause, tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi sosial yang menempatkan perempuan dalam posisi yang lebih banyak menanggung beban daripada laki-laki, termasuk hidup untuk melayani suami, sebagaimana kekhawatiran utama para Perempuan peserta perayaan, yang khawatir dengan masalah melayani suami di saat perimenopause sampai ke post menopause.
Perayaan ditutup dengan komitmen PERMAMPU untuk menggunakan issue-issue yang didiskusikan sebagai topik diskusi kritis dalam pertemuan kelompok-kelompok Credit Union maupun di lingkungan wilayah dampingan PERMAMPU.
Baca Juga:
- Review Film Lilo & Stitch yang Sudah Tayang di Bioskop Palembang
- Hoaks: Air Rebusan Pare bisa Membunuh Sel Kanker
- Komitmen Biznet Perkecil Digital Gap dan Dukung Kreativitas Warga Palembang
Secara khusus memastikan seluruh lansia dampingan mempunyai kartu BPJS ataupun KIS, memeriksakan Kesehatan secara teratur di Posyandu, memastikan untuk melakukan mengakses pemeriksaan Kesehatan seara menyeluruh secara gratis di saat Ulang Tahun dan memperoleh seluruh manfaat berupa fasilitas bagi warga lansia, khususnya ketersediaan Dokter Geriatric di seluruh Rumah Sakit, yaitu dokter spesialis yang menangani berbagai keluhan kesehatan yang dialami lansia.
Perayaan ini melibatkan sebanyak 207 peserta, di antaranya, 28 lansia (usia di atas 60 tahun), 173 anggota CU/perempuan dewasa 20 – 60 tahun) dan 6 perempuan muda (<20tahun) yang tersebar di 23 titik zoom di 8 provinsi di pulau Sumatera.(ril)