Simak Daftar Kecelakaan Pesawat Terburuk dalam Sejarah Korea Selatan

Orang-orang berdiri di dekat reruntuhan pesawat yang tergeletak di tanah setelah keluar landasan pacu dan jatuh di Bandara Internasional Muan, di Muan, Korea Selatan, 30 Desember 2024. ( REUTERS/Kim Soo-hyeon)

JAKARTA – Penjabat Presiden Korea Selatan Choi Sang-mok pada Senin, 30 Desember 2024, memerintahkan pemeriksaan keselamatan darurat terhadap seluruh sistem operasi penerbangan negara itu sementara para penyelidik bekerja untuk mengidentifikasi para korban dan mencari tahu apa yang menyebabkan bencana udara paling mematikan di negara itu.

Seluruh 175 penumpang dan empat dari enam awak tewas ketika pesawat Jeju Air (089590.KS), Boeing (BA.N), Pesawat 737-800 mendarat dengan posisi terbalik dan tergelincir dari ujung landasan pacu di Bandara Internasional Muan, meledak menjadi bola api saat menghantam dinding. Dua awak pesawat berhasil diselamatkan dalam keadaan hidup.

Kementerian transportasi mengatakan pihak berwenang sedang mempertimbangkan apakah akan melakukan inspeksi khusus terhadap seluruh 101 pesawat Boeing 737-800 yang dioperasikan oleh maskapai penerbangan Korea Selatan.

Baca juga:

Dilansir dari Reuters, penerbangan Jeju Air 7C2216, yang tiba dari ibu kota Thailand, Bangkok, dengan 175 penumpang dan enam awak di dalam pesawat, sedang berusaha mendarat sekitar pukul 9 pagi (0000 GMT) pada hari Minggu di bandara di selatan negara itu.

Para penyelidik sedang memeriksa kemungkinan tabrakan dengan burung dan kondisi cuaca sebagai faktor yang berperan dalam kecelakaan tersebut, menurut petugas pemadam kebakaran.

Para ahli mengatakan banyak pertanyaan yang belum terjawab, termasuk mengapa pesawat yang menggunakan dua mesin CFM 56-7B26 tampak melaju begitu cepat dan mengapa roda pendaratannya tidak tampak turun saat pesawat tergelincir di landasan dan menabrak dinding.

Kecelakaan pesawat Jeju Air dengan nomor penerbangan 2216 di Bandara Internasional Muan pada hari Minggu diperkirakan akan tercatat sebagai bencana penerbangan terburuk dalam sejarah Korea. Bahkan jika dibandingkan dengan kecelakaan pesawat nasional di luar negeri, jumlah korban jiwa dalam insiden ini sangat mengejutkan.

Pesawat itu membawa 175 penumpang, termasuk dua warga negara Thailand, beserta enam awak pesawat. Total korban tewas telah dikonfirmasi sebanyak 179 orang, dengan hanya dua orang yang selamat.

Daftar Bencana Kecelakaan Pesawat Terburuk dalam Sejarah Korea Selatan

Dilansir dari The Korea Times, kecelakaan paling mematikan yang melibatkan maskapai penerbangan Korea terjadi pada 1 September 1983, ketika Korean Air Penerbangan 007, yang sedang dalam perjalanan dari New York ke Bandara Internasional Gimpo, ditembak jatuh oleh jet tempur Soviet di dekat Kamchatka. Seluruh 269 orang di dalamnya tewas.

Insiden dahsyat lainnya adalah jatuhnya Pesawat Korean Air 801 di Guam pada bulan Agustus 1997, yang menewaskan 225 orang. Pesawat yang berusaha mendarat di Bandara Internasional Guam itu jatuh ke dalam hutan akibat kesalahan pilot dalam kondisi cuaca buruk.

Bencana penting lainnya termasuk pengeboman Pesawat Korean Air 707 tahun 1987 di atas Samudra Hindia oleh agen Korea Utara, yang menewaskan 115 orang, dan kecelakaan Korean Air tahun 1989 di Bandara Tripoli, Libya, yang menewaskan 80 orang.

Kecelakaan besar terbaru terjadi pada bulan Juli 2013, ketika sebuah pesawat Asiana Airlines jatuh di Bandara Internasional San Francisco, menewaskan dua penumpang dan melukai 181 orang.

Sebelum kecelakaan Jeju Air, kecelakaan penerbangan terburuk di tanah Korea terjadi pada bulan April 2002, ketika sebuah pesawat China yang mencoba mendarat di Bandara Gimhae menabrak gunung di dekatnya, menewaskan 129 dari 167 penumpang dan awak.

Tragedi penting lainnya adalah jatuhnya Pesawat Asiana Airlines Nomor Penerbangan 733 pada bulan Juli 1993, yang menghantam sebuah bukit di Daerah Haenam, Provinsi Jeolla Selatan, menewaskan 68 dari 110 orang di dalamnya.

Para ahli penerbangan sering menyoroti 11 menit kritis—tiga menit setelah lepas landas dan delapan menit sebelum mendarat—sebagai fase paling berbahaya dalam penerbangan. Kecelakaan Jeju Air, yang terjadi selama proses pendaratan di Bandara Internasional Muan, termasuk dalam kategori ini.

Dilansir dari Reuters, adapun, saham Jeju Air mencapai level terendah dalam rekor pada hari Senin, turun hingga 15,7%.

Menurut aturan penerbangan global, Korea Selatan akan memimpin penyelidikan sipil atas kecelakaan tersebut dan secara otomatis melibatkan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) di Amerika Serikat, tempat pesawat tersebut dirancang dan dibangun.

NTSB mengatakan, mereka memimpin tim penyelidik dari AS untuk membantu otoritas penerbangan Korea Selatan. Boeing dan Administrasi Penerbangan Federal (FAA) juga terlibat.

Choi, yang mengawasi upaya pemulihan dan penyelidikan, menjadi pemimpin sementara hanya tiga hari yang lalu setelah presiden dan perdana menteri negara tersebut diberhentikan akibat diberlakukannya undang-undang militer yang berlaku singkat.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 30 Dec 2024 

Bagikan

Related Stories