Ragam
Stok Banyak, Mendag minta MINYAKITA Segera Didistribusikan
PALEMBANG, WongKito.co - Saat berkunjung ke produsen MINYAKITA, di PT Bina Karya Prima (BKP), Marunda, Jakarta, Selasa (7/2/2023), stok minyak goreng bersubsidi masih tersedia banyak.
"Stok MINYAKITA sekitar 515 ton yang diproduksi PT BKP pada Desember 2022," kata Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, mengutip laman resmi kemendag.go.id.
PT BKP merupakan produsen terbesar MINYAKITA yang bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng sesuai dengan ketentuan pemerintah.
Zulkifli memastikan produksi, MINYAKITA tidak akan berhenti.
"Pasokan minyak dalam negeri (DMO) pun dinaikan, sehingga produksi minyak akan kembali normal," kata dia lagi.
Baca Juga:
- Yuk Nonton, Film Slam Dunk Tayang Perdana di Indonesia 22 Februari
- Ingin Investasi Emas, Jangan Lakukan 5 hal Ini Agar Untung
- Heboh ChatGPT, Google Perkenalkan Bard
Penambahan DMO tersebut ditargetkan akan mendorong penjualan minyak goreng sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) dan terjangkau oleh masyarakat.
Ia mengungkapkan telah memerintahkan PT BKP untuk segera mendistribusikan MINYAKITA ke pasar dengan harga sesuai HET sehingga tidak terjadi kelangkaan.
Dibanderol Rp 16.500
Sementara di pasar tradisional Kota Palembang, seperti Pasar Palimo MINYAKITA dijual Rp 16.500 per liter.
Harga tersebut naik dibandingkan tahun lalu yang berkisar Rp 15.500 per liter.
Sedangkan minyak goreng di toko-toko sembako dijual Rp 17 ribu per liter tetapi bukan merek MINYAKITA.
Baca Juga:
- Menpora di Palembang: Kolaborasi Bersama Upaya Perbaikan Sepak Bola Indonesia
- Perayaan Cap Go Meh Ladang Rezeki Warga Pulau Kemaro
- Simak inilah, Perbedaan Utang Modal dan Bagi Hasil Permodalan
Sejauh ini, ketersediaan minyak goreng di pasar-pasar tradisional dan pasar modern masih banyak.
Tidak terjadi kelangkaan seperti tahun lalu.
Namun, Maryani seorang pedagang makanan di Palembang mengungkapkan harapannya untuk bukan hanya stok tersedia dengan cukup, tetapi harga minyak juga lebih murah.
"Saya jualan gorengan dan membutuhkan minyak goreng yang cukup banyak, sehingga ketika harga mahal maka modal usaha pun mesti bertambah," ujar dia.(ert)