Ragam
Tahun 2022, Industri Jadi Kunci Akselerasi Pemulihan Ekonomi
JAKARTA — Kendati lonjakan kasus Covid-19 dapat mempengaruhi target pertumbuhan ekonomi, sektor industri dapat menjadi salah kunci akselerasi pemulihan ekonomi di Indonesia pada tahun 2022. Sektor industri yang diizinkan untuk terus beroperasi sepanjang memperketat protokol kesehatan dapat turut memutarkan roda perekonomian, baik di pusat dan daerah.
Ekonom senior dan Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah Redjalam berharap, pemerintah tetap memberi ruang bagi perekonomian untuk tetap bergerak dan masyarakat tetap dapat beraktivitas.
"Harapan saya cuma satu, termasuk pabrik-pabrik, mal, kafe, restoran dan berbagai sektor industri saya kira harus tetap berjalan dengan tetap meningkatkan protokol kesehatan dan vaksinasi,” katanya seraya mengingatkan semua pihak untuk tetap mewaspadai bahaya virus Corona varian Omicron.
Baca Juga :
- Rupiah Tak Bertenaga, Ketegangan Geopolitik Ukraina Belum Mereda
- Tes Antigen Mandiri di Rumah tanpa Bantuan Nakes? Yuk Ketahui Bahayanya
- Resep Kimci, Pas untuk Lidah Indonesia tanpa Gochujang
Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi di kuartal IV 2021 sebelumnya juga didorong oleh pulihnya sektor industri dan perdagangan. Kedua sektor ini meningkat di atas pertumbuhan nasional yakni 4,92% dan 5,56%. Itulah sebabnya sektor industri pada 2022 diharapkan dapat terus beroperasi untuk menopang percepatan pemulihan ekonomi.
Piter mengatakan gelombang COVID-19 varian Omicron diperkirakan tidak akan berlangsung lama sehingga tidak berdampak terlalu signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
"Dampak Omicron terhadap pertumbuhan ekonomi paling besar di triwulan I 2022, tetapi aktivitas sosial ekonomi masyarakat tidak terlalu ketat dibatasi. Dengan demikian, dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi itu tidak terlalu besar atau tidak signifikan,” ujar Piter.
Prediksi Kementerian Kesehatan, puncak Omicron akan terjadi pada Februari, dan mulai melambat dan mereda pada Maret-April. "Kita berharap pada triwulan III dan IV 2022 nantinya pertumbuhan ekonomi kita akan benar-benar terpacu, jadi secara keseluruhan kalau mengejar di pertumbuhan 4-5% itu masih masih bisa," katanya.
Sebelumnya, Kepala Center of Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) M. Rizal Taufikurahman mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2022 akan berbeda dengan pertumbuhan ekonomi di periode yang sama pada tahun lalu.
Menurutnya, potensi pertumbuhan ekonomi di triwulan I 2022 diprediksi positif.
“Memang pertumbuhan ekonomi kuartal I 2021 berbeda dengan 2022, di mana 2021 jumlah orang divaksin juga relatif terbatas," katanya. Selain itu, bertambahnya capaian vaksinasi dan vaksinasi booster di Indonesia turut mendukung percepatan pemulihan ekonomi.
"Meskipun ada PPKM 3 karena adanya Omicron, tetapi mobilitas masyarakat tetap akan jauh lebih besar karena orang sudah punya pengalaman dan secara umum melakukan prokes. Bahkan vaksin dan booster juga sudah banyak didapatkan," ujarnya.
Rizal mengatakan Omicron kemungkinan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, tetapi tidak terpengaruh besar terhadap mobilitas.
Menurutnya, mobilitas ini yang menjadi dorongan untuk mendorong konsumsi yang diikuti dengan tumbuhnya daya beli masyarakat. “Ini menunjukkan mobilitas masyarakat akan mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk juga aktivitas perdagangan," katanya.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Farhan Syah pada 21 Feb 2022