BucuKito
Universitas Tamansiswa Palembang, Selenggarakan Kuliah Umum dan Praktik Tanggap Darurat
PALEMBANG, WongKito.co - Universitas Tamansiswa Palembang menggelar Kuliah Umum Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau K3, juga Praktikal Tanggap Darurat Kebakaran dengan tema "Safety Behavior Dimulai Dari Kampus: Membangun Budaya K3 Menuju Dunia Industri" di kampus setempat, Kamis (27/11/2025).
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber kompeten di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, yakni Dian Kartika Damayanti dari PT Pupuk Sriwijaya (PUSRI) Bagian AVP Perizinan dan Pembinaan K3, serta Muhammad Gazi, praktisi K3 yang juga merupakan alumni Universitas Tamansiswa Palembang.
Dalam sambutannya, Dian Kartika Damayanti menekankan pentingnya membangun kesadaran K3 sejak berada di bangku perkuliahan.
"Seiring perkembangan industri yang semakin cepat dan tantangan keselamatan kerja yang semakin kompleks, K3 bukan hanya menjadi tanggung jawab secara normatif, tetapi juga menentukan keselamatan jiwa kita masing-masing," ujarnya.
Baca Juga:
- BMKG Peringatkan Hujan Ekstrem, Sumsel Diimbau Waspada Potensi Bencana Hidrometeorologi
- Sejarawan Sebut Pembangunan Gedung Baru RS dr Ak Gani Ancam Keaslian BKB
- Lembut, Intip Yuk Cara Buat Bolu Pelangi Kukus Keju
Ia menambahkan, K3 bukan sekadar kewajiban administratif melainkan budaya yang harus ditanamkan sejak dini, khususnya untuk mahasiswa sebagai calon tenaga profesional dan pemimpin masa depan.
"Pencegahan dan penanganan kebakaran merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki. Karena musibah bisa terjadi kapan saja dan kemampuan merespons dengan cepat dapat menentukan keselamatan banyak orang," ujarnya.

Melalui kegiatan ini, Dian berharap peserta dapat mencapai tiga hal penting. Pertama, memahami pentingnya pencegahan dan penanganan bahaya.
Kedua, memiliki keterampilan teknis dalam tindakan tanggap darurat.
Ketiga, yang paling penting adalah menumbuhkan kesadaran dan kepedulian K3 pada diri masing-masing sehingga ketika memasuki dunia profesional akan berguna.
Sementara itu, Muhammad Gazi yang juga alumni Universitas Tamansiswa membagikan pengalaman praktisnya dalam penanganan kebakaran. Dalam materinya, Gazi menjelaskan tentang teori segitiga api yang mencakup tiga unsur pembentuk kebakaran, yaitu oksigen, bahan bakar, dan sumber panas.
"Api yang terkendali itu bermanfaat, tetapi ketika tidak bisa dikendalikan akan menjadi bencana. Semua energi yang tidak bisa dikendalikan itu berbahaya," jelas Gazi.
Ia juga menjelaskan klasifikasi kebakaran mulai dari kelas A untuk bahan padat, seperti kayu, kertas, dan kain, kelas B untuk bahan cair dan gas seperti bensin, minyak, dan LPG, serta kelas D untuk logam yang dapat terbakar.
Gazi juga mendemonstrasikan penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) kepada para peserta. Ia menjelaskan bahwa APAR disebut portable karena dapat dipindahkan dan digunakan oleh siapa saja ketika kebakaran masih dalam tahap awal.
"Jarak aman penggunaan APAR adalah 3 hingga 5 meter dari titik api. Kita tidak perlu terlalu dekat karena berbahaya," jelasnya sambil mempraktikkan cara penggunaan APAR.
Baca Juga:
- Hajat Disabilitas 2025, Disabilitas Kreatif dan Berdaya
- Mengenal Desa Sedupi: Makam Sakral hingga Pusaka Kuno
- Rumah Limas Palembang, Simbol Kebanggaan dan Warisan Budaya Melayu Islam
Kegiatan yang diikuti oleh mahasiswa ini juga dilengkapi dengan praktik langsung penanganan darurat kebakaran, dengan harapan mahasiswa memiliki kesiapan menghadapi situasi darurat di dunia kerja nantinya.
"Budaya K3 harus dibiasakan agar selamat, sehat, dan sejahtera. Membangun budaya K3 sejak di kampus akan membuat kita siap menghadapi dunia industri dengan aman, sehat, dan produktif," tutup Dian Kartika Damayanti.(Mg/Muhammad Ridho Akbar)

