Jumat, 21 November 2025 15:08 WIB
Penulis:Redaksi Wongkito
Editor:Redaksi Wongkito

JOGJA, WongKito.co - Implementasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) pemerintah menghadapi sejumlah tantangan signifikan, mulai dari menu yang kurang sesuai selera anak, kualitas makanan yang tidak konsisten, hingga meningkatnya limbah makanan (foodwaste).
Menanggapi persoalan ini, tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) merancang sebuah inovasi ‘Dapur Pintar’ berbasis Artificial Intelligence (AI) bernama SustainableIntegrated Kitchen System (SIKE). Inovasi ini bertujuan mengoptimalkan pelaksanaan program MBG secara berkelanjutan.
Inovasi ini digagas oleh tim Program Kreativitas Mahasiswa - Video Gagasan Konstruktif (PKM-VGK) UGM, yang diketuai oleh Muhammad Afnand Kabhila, bersama anggota Fauzi Septriantoro, Muhammad Rizky Khoirul Amar, Safira Mahardika Rahayu, dan Muhammad Firdaus Ar Riza.
Di bawah bimbingan dosen Ni Nyoman Nepi Marleni, gagasan konstruktif ini berhasil mengantarkan tim mereka lolos ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-38.
Afnand menjelaskan meskipun program MBG merupakan langkah penting pemerintah, penyelenggaraannya masih menghadapi hambatan dari aspek selera anak hingga manajemen logistik, yang berakibat pada peningkatan sisa makanan.
“SIKE kami rancang sebagai solusi end-to-end untuk memutus paradoks ini, memastikan gizi tersampaikan dengan baik dan tidak ada yang terbuang sia-sia,” ujar Afnand pada Kamis (19/11/2025).
Berkonsep Ekonomi Sirkular
SIKE bekerja melalui dua level prioritas utama. Prioritas pertama adalah optimalisasi menu dan rantai pasok. Didukung AI, sistem ini mengelola stok bahan baku secara waktu nyata (realtime) dan menganalisis kebutuhan gizi siswa berdasarkan preferensi serta ketersediaan pangan lokal. Hal ini diharapkan dapat mengatasi masalah menu yang tidak sesuai selera anak dan inkonsistensi kualitas makanan.
Prioritas kedua berfokus pada manajemen limbah melalui konsep ekonomi sirkular. Setiap sisa makanan dipantau dengan sensor berat (load-cell), lalu data tersebut diolah AI sebagai umpan balik untuk evaluasi menu.
“Puncaknya, limbah sisa dari tahap penyajian akan diolah menjadi energi biogas. Energi ini kemudian akan digunakan kembali untuk proses pengolahan di dapur MBG. Ini adalah siklus tertutup yang sesungguhnya,” jelasnya.
Untuk memperluas dampak dan menyosialisasikan gagasan ini, tim PKM SIKE UGM merilis konsepnya melalui video gagasan konstruktif di kanal YouTube, Instagram, dan TikTok resmi tim.
“Kami berharap gagasan ini dapat terus dikembangkan dan menjadi cetak biru pelaksanaan MBG yang lebih efektif dan berkelanjutan,” pungkasnya.
Tulisan ini sudah tayang di Eduwara.com, jejaring media WongKito.co, pada 21 November 2025.