Kopi
Kamis, 15 Desember 2022 21:48 WIB
Penulis:Nila Ertina
Oleh: Anisah Alfiyyah, Bella Rino Saphira, Cheria Tara Melani, Desandra Diva Azahra, Istikomah (*)
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO tahun 2015, memublikasikan data penderita hipertensi mencapai angka 1,13 miliar orang di dunia. Kasus ini mengalami kenaikan 80% dibandingkan pada tahun 2000, yang tercatat 639 juta orang terkena hipertensi.
WHO memrediksi angka penderita hipertensi mengalami peningkatan pada tahun 2025 mencapai 1,15 miliar kasus, dan diperkirakan juga terdapat 9,4 juta orang meninggal karena penyakit ini.
Lembaga tersebut juga menyebutkan penyebab kematian terbesar di dunia adalah hipertensi.
Pada data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes, hipertensi menduduki peringkat teratas dalam 10 besar penyakit tidak menular sebanyak 185.857 kasus.
Baca Juga:
Prevalensi hipertensi pengukuran pada penduduk usia 18 tahun sebesar 34,1% tertinggi di Kalimantan Selatan (44,1%), sedangkan terendah di Papua sebesar (22,2%). Hipertensi juga terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%).
American Heart Association (AHA) 2017 menyebutkan sebanyak 9623 penyandang penyakit hipertensi, diantaranya 4717 (49%) laki laki dan 4906 (51%) perempuan menderita penyakit ini. Angka penderita hipertensi akan terus meningkat jika penanganan penyakit ini tidak dilakukan sejak dini.
Pengertian Hipertensi
Hipertensi secara medis adalah penyakit darah tinggi. Hipertensi merupakan kondisi dimana angka tekanan darah sistolik memperlihatkan hasil yang lebih besar dari 140 mmhg dan angka diastoliknya memperlihatkan hasil yang lebih besar dari 90 mmhg.
Kondisi hipertensi juga dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa jika diabaikan. Bahkan gangguan ini dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadinya penyakit jantung, stroke, hingga kematian.
Hipertensi juga disebut sebagai the silent killer karena sering tanpa keluhan sehingga penderita tidak mengetahui dirinya menderita hipertensi dan baru di ketahui setelah terjadinya komplikasi. Kerusakan organ target akibat komplikasi hipertensi bergantung pada besarnya peningkatan tekanan darah tinggi.
Gejala Hipertensi
Sakit kepala, gelisah, jantung berdebar debar, pusing penglihatan kabur, rasa sakit di dada mudah lelah, mimisan, telinga berdengung, sesak nafas, aritmia, dan bila sudah bergejala berat, gejalanya bisa berupa kelelahan, mual dan muntah, kebingungan, merasa cemas, dan darah dalam urine.
Faktor Penyebab/Risiko Hipertensi
Faktor resiko yang tidak dapat diubah :
Faktor yang melekat pada penderita dan tidak dapat di ubah :
• Umur
• Jenis kelamin
• Genetik
Faktor risiko yang dapat diubah :
Faktor risiko yang diakibatkan perilaku yang tidak sehat dari penderita :
• Merokok
• Diet rendah serat
• Disilipidemia
• Konsumsi garam berlebihan
• Stress
• Berat badan berlebihan
• Konsumsi alkohol
Peran Gen Z dalam Pengendalian dan Penekanan Angka Hipertensi
Dapat menanggulangi penyakit tidak menular seperti hipertensi ini, diperlukan peran aktif generasi muda atau gen Z baik secara perorangan maupun kelompok.
Di era revolusi industri 4.0 ini kita harus selalu siap dan update mengenai isu kesehatan terkini. Peran kita dalam mewujudkan dengan melakukan edukasi kepada masyarakat yang tidak terkena hipertensi sebagai bentuk pencegahan (preventif) kepada masyarakat penderita dan/atau memiliki riwayat hipertensi dalam bentuk penyuluhan akan pentingnya mengatur pola hidup sehat, ceramah mengenai hipertensi (pengertian, gejala, penyebab hingga cara pencegahannya).
Baca Juga:
Penyebaran pamflet dengan memanfaatkan teknologi dan media yang ada. Lalu, bentuk nyata lainnya dengan pengabdian masyarakat secara langsung mengedukasi betapa berbahayanya hipertensi.
Kemudian, pemeriksaan kesehatan rutin untuk memberi acuan dan memicu kesadaran masyarakat agar menjaga kesehatan yang lebih terkontrol. Selanjutnya, kita juga harus menjadi contoh dengan menjaga pola hidup sehat dan menghindari faktor penyebab hipertensi.
Selain itu, adapun bentuk promosi kesehatan yang dapat dilakukan dalam hipertensi ini yaitu :
Kendalikan hipertensi dengan PATUH
P : Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter
A : Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur
T : Tetap diet dengan gizi seimbang
U : Upayakan aktivitas fisik dengan aman
H : Hindari asap rokok, alkohol dan zat karsinogenik lainnya,
Cegah hipertensi dengan CERDIK
C : Cek kesehatan secara rutin
E : Enyahkan asap rokok
R : Rajin aktivitas fisik
D : Diet seimbang
I : Istirahat cukup
K : Kelola stres.
* Mahasiswa S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat
FKM Universitas Sriwijaya