Sosok di Balik Kopi Tuku, Andanu Prasetyo Masuk Daftar 40 Fortune Indonesia Under 40

Rabu, 18 Juni 2025 11:37 WIB

Penulis:Redaksi Wongkito

Editor:Redaksi Wongkito

tuku
Andanu Prasetyo (depan) bersama karyawan Kopi Tuku. (ist)

JAKARTA, WongKito.co - Meminum kopi tampak tengah menjadi budaya di generasi saat ini. Kopi Tuku sering menjadi pilihan anak muda untuk menikmati segelas kopi murah tapi memiliki cita rasa yang enak.

Andanu Prasetyo menjadi sosok di balik lahirnya kopi Tuku yang kedainya didatangi Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Cipete Raya, Jakarta Selatan dan viral.

Andanu Prasetyo, lulusan S1 Business dari Universitas Prasetiya Mulya, mengawali kariernya sebagai pebisnis muda sejak 2005 dengan usaha distro dan kafe bernama Toodz House. 

Inspirasi membuat Kopi Tuku muncul dari tugas kuliah tahun 2015, di mana dia melihat rendahnya konsumsi kopi di Indonesia, meski negara ini produsen besar.

Pria kelahiran 27 Juni 1989 ini membuka gerai pertama Kopi Tuku dibuka di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, memperkenalkan sajian kopi susu gula aren yang kemudian dikenal sebagai kopi susu “Tetangga Tuku”. Kesederhanaan mereknya mencerminkan visi Andanu untuk menghadirkan kenyamanan dan aksesibilitas kepada konsumen.

Di tahun 2024, Andanu berhasil masuk dalam daftar Fortune Indonesia 40 Under 40, sebagai pengakuan terhadap dampak positif yang dihadirkannya melalui MAKA Group.

Andanu menjelaskan Kopi Tuku dirancang untuk semua kalangan—bukan hanya pecinta kopi sejati, melainkan juga para “tetangga” yang ingin merasakan kehangatan sederhana lewat segelas kopi. Ia rajin menerima masukan dari pelanggan dan menjadikan kritik sebagai dasar perbaikan berkelanjutan .

Perjalanan Kopi Tuku

Awal mula cerita dari Kopi Tuku adalah pada tahun 2015. Kedai kopi ini berada di bawah naungan PT Karya Tetangga Tuku. Mereka membuka toko kopi pertama di daerah Cipete, Jakarta Selatan.

Tuku memulai perjalanannya di Jalan Cipete Raya no.7, memperkenalkan Es Kopi Susu Tetangga dengan semangat #BertetanggaBaik. Meski lokasinya tidak begitu besar, nyatanya antusiasme masyarakat terhadap budaya ‘ngopi’ saat itu sudah cukup tinggi. Hal ini dibuktikan dengan kondisi kedai yang hampir tidak pernah sepi. 

Tahun 2016, demi menjaga standar kualitas, Tuku membangun warehouse dan roastery sendiri. Mengolah biji kopi terbaik secara mandiri untuk menjaga cita rasa yang konsisten. Setahun berlalu di 2017 menjadi tonggak penting dengan dibukanya Tuku Pasar Santa sebagai toko grab-and-go pertama tanpa bangku.

Tuku terus berekspansi dengan membuka tokonya diluar Jakarta, dimulai dengan menyapa #TetanggaTuku BSD di Tangerang Selatan. Inovasi terus berlanjut dengan toko khusus Ojek Online yang berlokasi di Tuku Fatmawati. 

Di 2021 seusai pandemi Tuku membuat gebrakan dengan memperluas tokonya di luar Jabodetabek yaitu di kota Pahlawan yaitu Surabaya tepatnya di Gubeng. Tahun 2022 ditutup dengan sapaan hangat di toko flagship pertama, Tuku Malang.

Ekspansi terus digerakkan,  Toko Kopi Tuku hadir di GBK, Senayan  berdampingan dengan kegiatan olahraga atau tamasya tetangga. Bahkan hingga Tuku hadir di Seoul di Global Pop-up Store pertama untuk memperkenalkan cita rasa Nusantara Indonesia.

Menu Kopi Tuku dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu Kopi White-Milk dengan produk yang laris kopi susu tetangga, latte hingga cappucino, lalu jenis Black denga menu andalan Kopi Hitam Tetangga dan Long Black. Terakhir Non-Coffee. Selain itu Tuku, juga menyajikan menu plant based dan biji kopi. 

Tulisan ini telah tayang di TrenAsia.com oleh Debrinata Rizky pada 18 Juni 2025.