GayaKito
23 Pelukis Pamerkan Karya pada Glow Fest, Alts Pression, Cek Waktunya Yuk!
PALEMBANG, WongKito.co - Sebanyak 23 pelukis akan memamerkan karya seninya pada Glow Fest, Alts Pression yang diselenggarakan pada 19–28 Desember 2025 di The Alts Hotel Palembang.
"Pameran bertema “Psikedelik: Antara Imajinasi dan Kesadaran” mengangkat konsep estetika psikedelik sebagai bentuk ekspresi kreatif yang melampaui batas kesadaran biasa," kata Marketing Communication, Alts Hotel, Larasyah, belum lama ini.
Ia menjelaskan The Alts Hotel memiliki komitmen kuat dalam memajukan seni lokal dan menghadirkan keramahtamahan kreatif yang menjadi bagian dari nilai intinya.
Baca Juga:
- IDCloudHost Dorong Keamanan Data Lewat Dedicated Server dengan Arsitektur Data Center Multi-Lokasi
- 17 Tahun Lindungi Owa Jawa, Rahayu Oktaviani Raih “Green Oscar” di Inggris
- Banjir Sumatra Picu Lonjakan Harga Beras di 8 Provinsi
Melalui Alts Pression, The Alts Hotel Palembang menghadirkan lebih dari sekadar perayaan akhir tahun—namun juga ruang imajinasi dan apresiasi seni yang menghidupkan kembali semangat kreatif Masyarakat Kota Palembang. Untuk informasi lebih lanjut dapat mengunjungi profile Instagram @thealts_plm atau menghubungi whats app business 0711313800, tambah dia.
Salah seorang seniman yang berpartisipasi, M Igbal J Permana akan memamerkan lukisan dengan tema Esturia Psikecelik dan Dermaga Gudang Lelang.
Ia menjelaskan pameran ini juga menjadi bagian dari upaya mengangkat budaya seni lokal ke panggung internasional dengan tema psikedelik.
"Melalui karya seni, semua seniman ingin mengenalkan kekayaan budaya Indonesia dan kearifan lokal kepada dunia," kata dia.
Dia menambahkan dalam pameran ini, kita diajak menyelami estetika psikedelik sebagai bentuk pencarian spiritual dan ekspresi kreatif yang melampaui batas kesadaran bisa.
"Psikedelia bukan sekedar gaya visual, melainkan modus penciptaan yang mengaburkan batas antara realitas dan imajinasi, antara tubuh dan jiwa, antara seniman dan semesta, seperti patung gajah di Besemah dan lukisan di gua harimau 4000 tahun sebelum Masehi," ujar dia.
Seperti diketahui, Puyang Megalith adalah leluhur antropologis orang Sumatera Selatan yang telah memahat rupa tiga dimensi dan melukis warna.
Baca Juga:
- Musikalisasi dan Puisi Penggalangan Dana Bencana Sumatera, Ramaikan Yudisium Fakultas Dakwan UIN Palembang
- Perjalananku Menjadi Konten Kreator Disabiliitas
- Ini Kata Gen Z pada Peringatan HAM sedunia, Simak Yuk!
Aplikasi teori estetika psikedelik berakar pada pengalaman transendental yang memunculkan bentuk-bentuk visual yang intens, berlapis dana penuh simbol.
Edmund Burke Feldman dalam bukunya yang terbit 2007, dalam teori estika menyebutkan bahwa nilai keindahan dalam seni tidak hanya sebatas pada bentuk, tetapi pada proyeksi makna batin yang muncul dari pengalaman sensorik, dan spiritual, dalam konteks ini, psikedelia menjadi medium untuk mengungkapkan kedalaman batin dan proses penciptaan, berakat dari pengalaman halusinogenik yang mengubah persepsi visual, waktu, dan ruang.
Seniman yang terlibat dalam pameran senin ini adalah Aurare Dermawan, Marta Aatrawinata, Edy Fahyuni, Rudy Maryanto, M. Iqbal J. Permana, Syamaul Makruf, Eriq Zain, Fir Azwar, Aan Gunawan, Angga, Sujarwa, Fajar Agustono, Ariyanto, Marwa Janice Safa, Iyan, dan Alghazali/Toni.
"Pengaruh gerakan seni, seperti surrealism, art nouveau dan pop art, sangat kental, " kata Iqbal.(ert)

