BucuKito
GISSEL: Aksi Nyata FKM Unsri dalam Meningkatkan Kesadaran Kesehatan Ibu di Sumatera Selatan
Oleh: Raudhah Amalia, Elisa Vidiah, Muthiah Alya Mukhbita*
INDRALAYA – Kolaborasi antara akademisi, tenaga kesehatan, dan masyarakat terwujud dalam Program Gissele yang digelar oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya (FKM Unsri). Di bawah inisiasi Najmah Usman, S.KM., M.PH., Ph.D., program pengabdian masyarakat ini dijalankan oleh mahasiswa di Posyandu Arisan Gading pada Senin (20/10).
Kegiatan ini secara langsung melibatkan kader setempat, tenaga kesehatan Puskesmas, serta partisipasi aktif masyarakat dalam upaya bersama meningkatkan kesadaran kesehatan ibu dan balita. Pelaksanaannya pun dilakukan di bawah bimbingan Dyah Ambarwati, S.KM., M.KM. dan Swara Mega Hasanah, S.K.M., M.KL.
Program Gissel merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran warga desa terhadap isu kesehatan anak dan balita. Kegiatan ini diinisiasi oleh mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat angkatan 2023 kelas A dan C, dengan melibatkan kader posyandu, tenaga kesehatan dari Puskesmas, serta partisipasi aktif para ibu yang hadir bersama anak-anak mereka.
Baca Juga:
- Cek Begini Cara Tetap Cuan Lewat Investasi Emas Digital
- Mengenal Marsinah, Aktivis Buruh Perempuan yang Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional
- Harga Emas Turun Rp17 ribu Pergram di Galeri 24 Palembang, Cek Rinciannya
Rangkaian acara diawali dengan pelayanan kesehatan oleh kader dan tim Puskesmas, meliputi pemeriksaan berat badan, tinggi badan, dan imunisasi. Setelah itu, mahasiswa menyampaikan materi edukatif mengenai pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM) dan Trias Eliminasi. Penyuluhan dilakukan secara interaktif dengan media pendukung berupa poster dan leaflet yang dirancang menarik dan mudah dipahami.
Untuk menilai efektivitas penyuluhan, mahasiswa melakukan Go Along Interview kepada peserta. Hasil wawancara menunjukkan bahwa mayoritas ibu merasa media edukasi cukup mudah dipahami dan nyaman di mata. Poster dinilai lebih efektif dibanding leaflet karena ukurannya besar, tulisan jelas, dan warna terang. “Poster lebih mudah dibaca, apalagi untuk kami yang penglihatannya sudah mulai berkurang,” ujar Rizky.
Baca Juga:
- Beras Murah, Sepeda Tua, dan Rasa Syukur di Pasar Murah Sako Palembang
- Begini Sinopsis Drakor Terbaru Good News, Adaptasi Kisah Nyata Pembajakan Pesawat 1970
- 9 Makanan Untuk Dikonsumsi Saat Cuaca Panas Ekstrem
Beberapa peserta juga memberikan masukan. Ibu Arfa menyarankan agar angka persentase dalam leaflet disederhanakan agar lebih mudah dimengerti. Ibu Azalia menekankan pentingnya keseimbangan antara gambar dan tulisan agar media tetap informatif dan tidak membosankan.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya menerapkan ilmu yang diperoleh, tetapi juga mendapatkan pengalaman langsung dalam berinteraksi dan memberdayakan masyarakat. Program Gissel menjadi wujud nyata pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam bidang pengabdian masyarakat, yang berkontribusi pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat pedesaan.
*Mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sriwijaya