BucuKito
GISSEL FKM UNSRI: Menyemai Pengetahuan, Menumbuhkan Kepedulian Kesehatan Perempuan
Oleh: Alsya Nabila Darmawan, Haura Khalisha Putri, Nadiency Az Zahwa*
INDRALAYA – Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya (FKM Unsri) kembali melaksanakan kegiatan lapangan dalam program GISSEL (Gerakan Ibu Sehat Sumatra Selatan). Kegiatan yang berlangsung di Posyandu Arisan Gading pada Senin (20/10) ini dihadiri oleh banyak ibu-ibu.
Pada kesempatan ini, mahasiswa mempraktikkan metode "Go Along Interview", yaitu teknik wawancara santai yang dilakukan dengan mengikuti aktivitas partisipan. Metode ini diterapkan saat para ibu menunggu pembagian Makanan Bergizi (MBG), sehingga menciptakan suasana wawancara yang alami dan tidak kaku.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas media promosi kesehatan, seperti poster dan leaflet, yang dirancang oleh mahasiswa. Evaluasi difokuskan pada dua aspek: kemudahan pemahaman pesan dan daya tarik visual media tersebut.
Baca Juga:
- Cek Begini Cara Tetap Cuan Lewat Investasi Emas Digital
- Mengenal Marsinah, Aktivis Buruh Perempuan yang Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional
- Harga Emas Turun Rp17 ribu Pergram di Galeri 24 Palembang, Cek Rinciannya
Kegiatan lapangan ini dilaksanakan di bawah bimbingan Dyah Ambarwati, S.KM., M.KM. dan Swara Mega Hasanah, S.K.M., M.KL, serta merupakan bagian dari inisiatif Najmah Usman, S.KM., M.PH., Ph.D. selaku dosen FKM Unsri dan penerima beasiswa Manaaki New Zealand Scholarship.
Suasana interaktif tidak hanya terlihat dari wawancara individu. Umpan balik dari para ibu tentang poster kesehatan pun beragam. Ibu X terkesan dengan desainnya yang menarik, meski merasa pesannya perlu dijabarkan lebih lanjut.
Ibu Y justru merasa pesannya sudah sederhana, namun mengusulkan tambahan gambar untuk meningkatkan daya tarik. Berbeda dengan keduanya, Ibu Z merasa poster tersebut sudah sempurna; informatif, mudah dipahami, dan relevan.
Sembari mengobrol, tangan mahasiswa tidak berhenti. Mereka dengan sigap membantu kader membagikan MBG dan mengatur alur peserta. Puncak dari kegiatan ini adalah sebuah Focus Group Discussion (FGD) yang hangat, mempertemukan mahasiswa dan kader untuk mendiskusikan HIV serta media edukasinya.
Di sinilah sebuah realitas terungkap. Meski nama "HIV" tidak asing di telinga, pemahaman mendalam tentangnya masih sangat minim. Asumsi yang beredar pun sering kali salah kaprah, seperti anggapan bahwa HIV bisa menular melalui sisa makanan. Pengakuan jujur seorang peserta, "Tahu, tapi hanya sebatas dari cerita orang," menjadi bukti nyata betapa edukasi yang komprehensif tentang HIV masih sangat dibutuhkan di tingkat masyarakat.
Dalam evaluasi media promosi kesehatan, pujian untuk desain yang bagus dan warna yang menarik tidak lantas menutupi satu hal penting: kejelasan penyampaian. Seorang kader dengan gamblang menyampaikan, “Medianya sudah baik, hanya saja cara penyampaiannya perlu diperjelas, karena masyarakat kadang sulit paham jika penjelasan dari tenaga kesehatan atau kader kurang jelas.” Ini menjadi catatan krusial bagi efektivitas komunikasi kesehatan.
Lebih jauh, para kader mengungkapkan sebuah realita: desa mereka belum memiliki program khusus untuk membahas HIV. Solusi yang mereka tawarkan praktis dan integratif.
"Lebih baik dilakukan sebulan sekali bersamaan dengan kegiatan posyandu," saran seorang kader, sehingga informasi kesehatan bisa disisipkan dalam agenda rutin yang sudah ada.
Sayangnya, desa yang telah menyandang status Kampung KB sejak 2017 ini justru belum pernah menyentuh pembahasan tentang HIV. Keterbatasan waktu dan kesibukan menjadi alasan utamanya. Di tengah semua kendala, seruan untuk edukasi tetap mengemuka.
Seorang kader menutup dengan pesan mendesak, “Penyuluhan perlu dilakukan karena masyarakat masih sangat kurang pengetahuannya tentang kesehatan, terutama HIV.”
Baca Juga:
- Beras Murah, Sepeda Tua, dan Rasa Syukur di Pasar Murah Sako Palembang
- Begini Sinopsis Drakor Terbaru Good News, Adaptasi Kisah Nyata Pembajakan Pesawat 1970
- 9 Makanan Untuk Dikonsumsi Saat Cuaca Panas Ekstrem
Kegiatan lapangan FKM Unsri di Posyandu Arisan Gading resmi ditutup dengan apresiasi dari kedua dosen pendamping, Ibu Dyah Ambarwati, S.KM., M.KM. dan Ibu Swara Mega Hasanah, S.K.M., M.KL. Mereka menyampaikan terima kasih atas antusiasme dan kerja sama yang terjalin antara mahasiswa dan kader posyandu.
Sebelum berpisah, seluruh peserta terlibat dalam sesi foto bersama dan membersihkan area posyandu. Melalui program Gissel ini, mahasiswa diharapkan tidak hanya memperoleh pengalaman penelitian lapangan, tetapi juga mengasah kemampuan komunikasi dan pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan, khususnya pencegahan HIV, bagi perempuan di Sumatera Selatan.
*Mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sriwijaya