Fokus Sektor Energi Terbarukan, ADRO Investasikan Rp66 Miliar untuk Proyek Energi Terbarukan di Kepulauan Riau

Senin, 30 Desember 2024 18:21 WIB

Penulis:Susilawati

Gedung Adaro .jpg
Gedung Adaro Energy di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia (trenasia.com)

JAKARTA - PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) terus memperkuat komitmennya dalam diversifikasi bisnis dengan fokus pada sektor energi terbarukan. Melalui anak usahanya, PT Adaro Clean Energy Indonesia (ACEI), ADRO mendukung pengembangan proyek-proyek energi hijau, termasuk di Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau.

Dalam keterbukaan informasi, ACEI memberikan pinjaman senilai US$4,1 juta setara Rp66 miliar kepada PT Karimun Sarana Surya (KSS) pada 23 Desember 2024. Pinjaman ini memiliki bunga berbasis Term SOFR ditambah 1,70% per tahun dan jatuh tempo pada 31 Desember 2025. 

“Tujuan pinjaman adalah untuk mendukung investasi dan pengembangan proyek energi terbarukan yang sedang dikelola oleh KSS,” jelas dokumen keterbukaan informasi tersebut dikutip pada Senin, 30 Desember 2024. 

Baca juga:

Pinjaman ini menjadi bagian dari upaya ADRO untuk menciptakan portofolio bisnis yang lebih seimbang dan berkelanjutan, sejalan dengan tren global menuju energi bersih. Hal ini memberikan potensi signifikan baik dari sisi profitabilitas maupun dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. 

"Dengan pengembangan proyek energi hijau dan pemanfaatan teknologi inovatif, kami ingin meningkatkan daya saing sekaligus memberikan kontribusi nyata terhadap keberlanjutan," tulis manajemen dalam keterbukaan informasi tersebut.

Asal tahu saja, KSS, sebagai anak usaha ACEI, saat ini tengah mengembangkan proyek energi terbarukan di Karimun. Untuk merealisasikan proyek ini, ACEI memberikan pinjaman berbasis perjanjian yang mematuhi Pasal 3 POJK 42/2020.

Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, ADRO berkomitmen mengintegrasikan energi terbarukan dalam portofolio bisnisnya. Langkah ini tidak hanya bertujuan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan tetapi juga mendukung agenda global untuk transisi energi yang berkelanjutan. 

Di samping itu, proyek-proyek energi terbarukan yang dikelola ACEI diharapkan menjadi pilar penting dalam transformasi emiten bersandikan ADRO dari perusahaan berbasis batu bara menjadi penyedia solusi energi hijau.

Di lantai bursa, saham ADRO pada perdagangan Senin, 30 Desember 2024, melemah 3,94% ke level Rp2.440 per saham. Penurunan ini bertepatan dengan ex-date pembagian dividen interim tahun buku 2024 senilai US$ 200 juta atau sekitar Rp3,25 triliun.

Menurut riset Sucor Sekuritas, ADRO merupakan pemain utama sektor energi terbarukan dengan potensi valuasi signifikan. Proyek panel surya berkapasitas 0,4 GW di Batam telah mendapatkan izin ekspor ke Singapura, sementara PLTA berkapasitas 1,3 GW diproyeksikan menghasilkan return on equity (ROE) sebesar 31%. Total kapasitas energi terbarukan ADRO mencapai 1,7 GW.

Sucor Sekuritas memperkirakan proyek energi terbarukan ADRO memiliki net present value (NPV) sebesar US$ 4,2 miliar dengan kelipatan EV/EBITDA 3,7x dan IRR 15%. Investasi ini diproyeksikan dapat mendongkrak valuasi perusahaan hingga 56%. 

Dengan target harga Rp4.500 per saham, Sucor Sekuritas merekomendasikan buy, menyebut penurunan harga saham baru-baru ini sebagai peluang investasi menarik untuk jangka panjang. Mengacu harga saham saat ini, investor bisa memperoleh untung puluhan persen.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Alvin Pasza Bagaskara pada 30 Dec 2024