Seminar Inklusi Muslimat NU Sumsel: Sampah Rumah Tangga jadi Peluang Ekonomi.

Sabtu, 04 Oktober 2025 08:14 WIB

Penulis:Nila Ertina

Seminar Inklusi Muslimat NU Sumsel: Sampah Rumah Tangga jadi Peluang Ekonomi.
Seminar Inklusi Muslimat NU Sumsel: Sampah Rumah Tangga jadi Peluang Ekonomi. (ist)

PALEMBANG, WongKito.co - Pengurus Wilayah (PW) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Sumatera Selatan menyelenggarakan Seminar Pengembangan Penghidupan Masyarakat Inklusif di Desa Binaan bertema "Mengubah Sampah Jadi Berkah: Peluang Ekonomi dari Limbah Rumah Tangga" pada pukul 08.00 WIB di Kampung Binaan PW Muslimat NU, Jalan Faqih Usman Lorong Jayalaksana 3 Ulu, Palembang.

Acara ini bertujuan meningkatkan kapasitas ekonomi warga melalui pengelolaan bank sampah sambil menjaga lingkungan bersih dan berkelanjutan. Diikuti 70 peserta masyarakat setempat yang antusias, seminar menjadi momen inspiratif untuk memperkuat komitmen komunitas menghadapi tantangan limbah rumah tangga, di Palembang, Kamis (2/10/2025).

Dalam sesi utama, peserta menerima pengetahuan praktis dari dua narasumber ahli. Sesi pertama membahas "Manajemen Pengelolaan Sampah" yang dipaparkan oleh Bapak Andi Wijaya, S.Si, M.Si, SCL, CEML, yang menjelaskan strategi efektif untuk membentuk bank sampah di tingkat rumah tangga, termasuk teknik sortir, pengumpulan, dan pemasaran limbah. 

Baca Juga:

Sesi kedua, tentang "Pemanfaatan Limbah Kantong Plastik Menjadi Aneka Bunga", disampaikan oleh Ibu Hj. Mike Hasyumi, SE, yang mendemonstrasikan secara langsung cara mengubah sampah plastik menjadi kerajinan tangan bernilai ekonomi, seperti bunga hias yang bisa dijual di pasar lokal atau online.

Acara ini selaras dengan isu nasional pengelolaan sampah, di mana Indonesia menghasilkan lebih dari 60 juta ton limbah per tahun, dengan 70% berasal dari rumah tangga. Melalui seminar, PW Muslimat NU berhasil membangun kesadaran bahwa sampah dapat diubah menjadi aset ekonomi, sekaligus mendukung target pengurangan limbah 30% pada 2025 sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Manfaat bagi peserta sangat nyata: peningkatan keterampilan, akses ke dukungan pemerintah, dan potensi kolaborasi dengan mahasiswa KKN untuk program lanjutan. 

Di tengah krisis lingkungan global, inisiatif ini menjadi contoh bagaimana komunitas berbasis agama dapat berkolaborasi dengan pemerintah dan akademisi untuk menciptakan solusi inklusif yang ramah lingkungan, khususnya bagi perempuan dan masyarakat pedesaan. Seminar juga membuka peluang kemitraan lebih lanjut, seperti pelatihan rutin dan distribusi alat pengolahan sampah, yang akan diikuti dalam program desa binaan PW Muslimat NU ke depan.

"Pada dasarnya, semua jenis sampah, terutama sampah basah, memiliki potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan kembali, khususnya dalam bidang pertanian dan lingkungan. Hal ini disebabkan karena sampah basah, seperti sisa-sisa makanan, limbah sayuran, dan buahan, mengandung unsur organik yang dapat diolah menjadi pupuk alami." ujar  Aries Aprizal  perwakilan Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Provinsi Sumatera Selatan, yang hadir untuk memberikan dukungan dan apresiasi atas inisiatif ini.

Baca Juga:

Iqbal Arjualianta, Ketua Tim KKN UIN Raden Fatah Palembang, menambahkan, "Acara tersebut sangat bermanfaat untuk masyarakat dan memberikan keuntungan. Jika masyarakat dapat menyerap pesan dari narasumber untuk melakukan tata pengelolaan sampah yang baik dan benar, agar dapat dijadikan pendapatan tambahan." Kutipan ini mencerminkan semangat kolaborasi yang terjalin sepanjang acara, di mana mahasiswa KKN tidak hanya membantu secara teknis, tetapi juga membangun hubungan jangka panjang dengan warga.

Kesuksesan seminar ini menjadi tonggak penting bagi PW Muslimat NU Sumatera Selatan dalam mendorong ekonomi hijau di desa binaan. Dengan antusiasme peserta yang tinggi, acara ini diharapkan memicu gerakan lebih luas di tingkat provinsi, di mana warga tidak hanya menjaga lingkungan bersih, tetapi juga menciptakan peluang usaha baru yang berkelanjutan. Inisiatif semacam ini memperkuat peran organisasi keagamaan dalam pembangunan nasional, sejalan dengan nilai-nilai Nahdlatul Ulama yang menekankan harmoni antara manusia, alam, dan ekonomi.(*)