Retret
Kamis, 08 Mei 2025 21:01 WIB
Penulis:Nila Ertina
JAKARTA – Rencana penghapusan outsourcing yang dirancang Presiden Prabowo Subianto pada perayaan Hari Buruh 1 Mei 2025, disambut positif Menteri Tenaga Kerja (Menaker). Menaker Yassierli menyatakan pihaknya sedang mempertimbangkan langkah tersebut dan kini tengah menyusun masukan dari serikat buruh, pengusaha, serta pihak-pihak terkait.
Sistem outsourcing, ternyata tidak hanya ada di Indonesia. Di negara lain, praktik ini sebagai solusi bagi pekerja dan perusahaan yang saling membutuhkan.
Dilansir dari Innovature BPO, pada tahun 2025, industri BPO (Business Process Outsourcing) diperkirakan akan mengalami transformasi lebih lanjut, dengan beberapa negara menjadi pemain utama dalam mendorong inovasi, efisiensi biaya, dan penyampaian layanan berkualitas.
Dilansir dari Innovature BPO, berikut negara dengan tenaga kerja terbaik di dunia:
India menonjol sebagai tujuan utama bagi perusahaan yang ingin melakukan outsourcing operasional mereka. Negara ini memiliki sistem pendidikan tinggi terbesar di dunia dan dikenal luas sebagai penghasil tenaga profesional berkualitas tinggi.
Baca Juga:
Tingkat pengangguran di kalangan insinyur perangkat lunak di negara ini tergolong sangat rendah, dengan sekitar 93,5% dari mereka berhasil memperoleh pekerjaan di pasar kerja.
Industri pengembangan perangkat lunak di India berkembang pesat, dengan proyeksi pendapatan mencapai US$7,72 miliar. Banyak perusahaan tertarik memanfaatkan jasa pengembang dan insinyur asal India yang tidak hanya menawarkan solusi hemat biaya, tetapi juga menjaga standar tinggi, terlihat dari banyaknya perusahaan bersertifikasi ISO.
Kemampuan berbahasa juga menjadi keunggulan tenaga kerja India. Negara ini menempati posisi kedua di dunia dalam hal jumlah penduduk yang fasih berbahasa Inggris. Keunggulan ini mengurangi hambatan komunikasi dan memungkinkan interaksi yang lancar dengan klien di berbagai belahan dunia.
Para profesional di India menguasai bahasa Inggris dengan baik dalam konteks profesional, yang mempermudah kerja sama dengan mitra dan klien internasional.
Selain itu, etos kerja dan nilai-nilai bisnis di India sangat dihargai. Para profesional India dikenal rajin, tekun, dan memiliki semangat belajar yang tinggi. Ketepatan waktu dan penghargaan terhadap waktu orang lain menjadi bagian penting dari budaya kerja mereka, yang membantu mengatasi kekhawatiran terkait perbedaan zona waktu dalam kerja jarak jauh.
Dari segi biaya, India menawarkan penghematan yang signifikan tanpa mengorbankan kualitas. Gaji rata-rata pekerja BPO di India jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara Barat, sementara biaya hidup juga relatif lebih murah.
Perbedaan ini menjadikan India sebagai salah satu negara pilihan utama untuk outsourcing, dengan gaji awal posisi entry-level sekitar 220.831 INR dan profesional berpengalaman dapat meraih hingga 658.750 INR per tahun.
Filipina telah mengukuhkan posisinya sebagai “Ibukota BPO Dunia” selama lebih dari satu dekade dan terus menjadi salah satu negara tujuan utama untuk outsourcing yang diminati oleh perusahaan global.
Perusahaan besar seperti Teleperformance dan Accenture mempercayakan tenaga kerja Filipina, untuk menangani layanan pelanggan dan proses bisnis lainnya.
Beberapa faktor kunci menjadikan Filipina sebagai destinasi outsourcing kelas dunia. Salah satu yang paling menonjol adalah kemampuan berbahasa Inggris yang sangat baik—berada di peringkat ke-20 dunia dengan skor 578 berdasarkan EF English Proficiency Index—yang memastikan komunikasi berjalan lancar dan kolaborasi antara tim jarak jauh dan tim internal dapat berlangsung efektif.
Filipina juga menawarkan efisiensi biaya yang signifikan, di mana perusahaan dapat memangkas biaya tenaga kerja hingga 60% dan biaya operasional antara 40% hingga 50% dibandingkan dengan negara-negara Barat.
Keunggulan ekonomi ini didukung oleh etos kerja masyarakat Filipina yang terkenal akan kedisiplinan, ketekunan, dan komitmen terhadap kualitas kerja. Tim jarak jauh asal Filipina mampu menangani beragam tugas di berbagai sektor, menjadwalkan pekerjaan dengan fleksibel, dan tetap memenuhi tenggat waktu yang ketat.
Selain itu, sejarah budaya Filipina yang kaya serta keterbukaannya terhadap budaya lain menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, mendorong kolaborasi dan pembelajaran antarbudaya. Sikap hormat terhadap kebiasaan asing juga memudahkan perusahaan internasional dalam menyelaraskan operasional mereka di Filipina.
Industri BPO di Filipina kini bernilai sekitar US$38,7 miliar dan menyerap sekitar 1,3 juta tenaga kerja, semakin memperkuat posisinya sebagai pusat outsourcing global. Pemerintah turut mendorong pertumbuhan ini melalui kebijakan seperti Undang-Undang Republik 11927, yang menjamin ketersediaan tenaga kerja terampil di sektor BPO.
Kombinasi dari berbagai faktor tersebut menjadikan Filipina sebagai pilihan utama dalam industri outsourcing, menawarkan keunggulan dalam hal talenta, efisiensi biaya, dan kecocokan budaya yang terus menarik perhatian pelaku bisnis global.
Lebih jauh lagi, pemerintah Filipina menunjukkan dukungan kuat terhadap sektor BPO karena menyadari peran pentingnya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Melalui berbagai kebijakan dan peraturan yang mendukung sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), pemerintah menciptakan iklim yang kondusif bagi perkembangan bisnis. Dukungan ini tidak hanya menguntungkan perusahaan, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan tenaga kerja Filipina dan keluarga mereka.
Vietnam mengalami pertumbuhan pesat sebagai salah satu destinasi utama untuk outsourcing, didorong oleh kombinasi biaya yang kompetitif dan populasi muda yang melek teknologi.
Keunggulan demografis ini, ditambah dengan kondisi ekonomi yang mendukung, telah mendorong Vietnam menjadi pemimpin baru di bidang pengembangan perangkat lunak, outsourcing TI, dan layanan pemasaran digital di tingkat global.
Daya tarik utama Vietnam terletak pada efisiensi biaya yang ditawarkannya, menjadikannya pilihan menarik bagi perusahaan yang mencari solusi berkualitas tinggi dengan harga terjangkau. Biaya tenaga kerja di Vietnam jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara Barat—bahkan bisa 90% lebih murah dibandingkan Amerika Serikat, dan hingga 50% lebih rendah dari negara outsourcing tradisional seperti India dan Filipina.
Keunggulan ini diperkuat dengan ketersediaan tenaga profesional yang mahir di bidang teknologi. Saat ini, Vietnam memiliki sekitar 530.000 pengembang perangkat lunak dan total 1,5 juta tenaga kerja di industri TI, dengan sekitar 57.000 lulusan baru dari bidang teknologi setiap tahunnya.
Reputasi Vietnam yang semakin kuat dalam bidang pengembangan perangkat lunak, outsourcing TI, dan layanan pemasaran digital menunjukkan transformasinya menjadi pemain penting dalam lanskap outsourcing global. Kota-kota seperti Ho Chi Minh dan Hanoi berkembang menjadi pusat aktivitas utama yang mendukung kolaborasi, inovasi, dan pertumbuhan industri.
Diperkirakan, pasar outsourcing TI Vietnam akan menghasilkan pendapatan sekitar US$698 juta pada tahun 2025 dan meningkat menjadi US$880 juta pada 2028. Dalam Global Services Location Index yang diterbitkan oleh Kearney, Vietnam masuk dalam enam besar negara outsourcing terbaik di dunia.
Selain itu, lokasi strategis Vietnam di Asia Tenggara memberikan nilai tambah, dengan akses dekat ke pasar-pasar utama dan kemudahan dalam menjalankan operasi lintas negara. Keunggulan geografis ini diperkuat oleh infrastruktur yang memadai serta kebijakan pemerintah yang mendukung.
Melalui inisiatif seperti Resolusi 02/NQ-CP tahun 2023, pemerintah berupaya menciptakan iklim bisnis yang lebih ramah dan meningkatkan daya saing nasional, sehingga memudahkan perusahaan asing untuk beroperasi di Vietnam.
Dengan keunggulan biaya, sumber daya manusia yang terus bertumbuh, keahlian yang berkembang di bidang teknologi dan layanan digital, serta lokasi strategis, Vietnam menjadi pilihan menarik bagi perusahaan yang ingin mengoptimalkan operasional mereka melalui outsourcing.
Seiring dengan semakin kuatnya posisi Vietnam di panggung global, negara ini menawarkan peluang besar bagi bisnis yang ingin berkembang di era digital yang terus berubah.
Malaysia menjadi pilihan strategis bagi negara-negara di Asia Tenggara yang membutuhkan tenaga kerja outsourcing, berkat biaya hidup yang rendah serta kemampuan bahasa Inggris yang baik.
Malaysia termasuk dalam peringkat tinggi dalam Indeks Kemahiran Bahasa Inggris di antara negara-negara Asia, menjadikan tenaga kerjanya mampu menangani berbagai tugas secara lancar—mulai dari layanan pelanggan hingga pembuatan konten—yang meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses outsourcing.
Selain itu, meskipun merupakan negara modern di kawasan Asia Tenggara, Malaysia menawarkan biaya hidup yang relatif terjangkau. Kondisi ini juga tercermin dalam biaya tenaga kerja, di mana rata-rata gaji profesional di perusahaan outsourcing di Malaysia masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara Barat.
Sebagai contoh, seorang perwakilan call center di Malaysia memperoleh gaji rata-rata sekitar RM2.603 atau setara dengan sekitar US$586,26—angka yang cukup menarik bagi perusahaan yang ingin menekan pengeluaran tanpa mengorbankan kualitas maupun produktivitas.
Kombinasi antara kemahiran bahasa, biaya hidup yang terjangkau, dan ketersediaan talenta berkualitas menjadikan Malaysia sebagai salah satu negara outsourcing terbaik di kawasan.
Argentina tampil sebagai salah satu pemain utama dalam dunia IT di Amerika Latin, dikenal karena inovasinya dalam teknologi dan keunggulan dalam pengembangan perangkat lunak. Dengan perusahaan-perusahaan besar seperti MercadoLibre dan Globant yang memimpin industri, Argentina telah menjadi tujuan utama bagi perusahaan teknologi global yang mencari layanan IT berkualitas tinggi.
Dengan biaya tenaga kerja yang lebih rendah dibandingkan negara seperti Amerika Serikat dan Inggris, Argentina menyediakan keahlian di bidang pemrograman seperti Python, Java, dan C++ dengan biaya yang jauh lebih efisien.
Baca Juga:
Penghematan biaya ini memberi kesempatan bagi perusahaan untuk mengarahkan lebih banyak anggaran untuk kegiatan inti lainnya, seperti peningkatan strategi penjualan.
Selain itu, sistem pendidikan Argentina berperan penting dalam menyediakan talenta berkualitas. Universitas dan perguruan tinggi di negara ini unggul dalam bidang teknik, hukum, dan bisnis, sehingga memberikan akses kepada perusahaan terhadap tenaga profesional yang kompeten dalam menjalankan berbagai tugas administratif dan pendukung.
Dengan mempercayakan tugas-tugas tersebut kepada para insinyur, pakar hukum, dan pengembang bisnis asal Argentina, perusahaan dapat meningkatkan kesadaran merek serta memperluas jangkauan pasar, sementara tim internal dapat fokus pada kegiatan yang menghasilkan pendapatan.
Secara keseluruhan, Argentina menjadi salah satu negara tujuan outsourcing terbaik, dengan kombinasi ideal antara efisiensi biaya dan keahlian kelas dunia untuk membantu bisnis mencapai kesuksesan.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 08 May 2025