Cabai Merah dan Telur Ayam Penyumbang Utama Inflasi, Simak Yuk Penjelasan BPS Sumsel

Ilustrasi suasana di salah satu pasar tradisional Kota Palembang (Foto WongKito.co/Nila Ertina FM)

PALEMBANG, WongKito.co - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) pada bulan Desember 2024 merilis inflasi m-to-m sebesar 0,50% atau tetap terjaga baik, sedangkan inflasi y-on-y sebesar 1,20% dan inflasi y-to-d sebesar 1,20%. 

"Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok makanan, minuman dan produk tembakau diantaranya cabai merah dan telur ayam ras," Kepala BPS Sumsel Wahyu Yulianto,  Kamis (2/1/2025).

Dengan  inflasi Desember 2024 (y-on-y) 1,20 %  tersebut menempatkan Sumsel pada peringkat ke 8 inflasi terendah dibawah  nasional yang berada pada angka 1,57 %.

Adapun penyumbang utama inflasi Desember secara y-on-y lanjut Wahyu, adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil 0,58%. Komoditas penyumbang utama inflasi y-on-y antara lain emas perhiasan, daging ayam ras, minyak goreng, bawang merah, dan bawang putih.

Baca Juga:

Sebagai upaya konsisten dalam Pengendalian Inflasi Pemerintah Daerah tegas Wahyu, penyelenggaraan pasar murah berperan penting dalam upaya stabilisasi harga komoditas pangan di sejumlah Kabupaten/kota di Sumsel.

“Operasi pasar dan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan jadi penentu pengendalian inflasi serentak," ujar dia.

Lebih jauh Wahyu mengungkap sejumlah catatan peristiwa penting yang terjadi sepanjang tahun 2024 yang berdampak terhadap ekonomi Sumsel diantaranya : Penyesuaian Harga BBM Ron Subsidi (Pertamax Pertamax Turbo Dexlite dan Pertamina Dex sepanjang tahun 2024 mengalami penyesuaian harga sebanyak  6 kali yaitu pada bulan Januari, Agustus, September Oktober, November dan Desember.

Baca Juga:

Selain itu terjadi kenaikan harga emas yang dipengaruhi oleh ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global menyebabkan harga emas semakin maha dan terus mengalami fluktuasi sepanjang tahun 2004.

Kemudian, pengaruh dari kondisi iklim  cuaca ekstrim La Nina menyebabkan terjadinya pergeseran musim tanam dan panen serta produksi pangan maupun hortikultura, tambah dia.(*)


Related Stories